SEMARANG, (desanews.id) – Angka kemiskinan di sejumlah kota di Indonesia mengalami peningkatan selama dilanda pandemi Covid-19. Tak terkecuali bagi Ibukota Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang.
Salah satu penyebabnya, pandemi membuat sektor ekonomi menjadi lesu sehingga sejumlah industri terpaksa melakukan kebijakan pengurangan karyawan.
Menurut Anggota DPR RI Fraksi PKS, Bukhori Yusuf, isu kemiskinan yang meningkat harus menjadi perhatian bersama dan menuntut strategi kolosal yang melibatkan eksekutif dan legislatif.
“Data BPS pada tahun 2019 menunjukan angka kemiskinan di Kota Semarang berkisar di angka 3,98 peresen. Akan tetapi di tahun selanjutnya, mengalami lonjakan sehingga menyentuh angka 4,34 persen,” kata Bukhori dalam siaran pers, Minggu (21/2/2021).
Ia mengatakan, terdapat sejumlah persoalan mendasar dalam upaya menurunkan kemiskinan. Salah satunya adalah permasalahan validasi data warga miskin yang dinamis akibat pandemi. Menurutnya, proses penyelesaian masalah kemiskinan, khususnya terkait verifikasi data kemiskinan sedang dalam tahap pembahasan di panitia kerja (panja) Komisi VIII DPR.
“Dalam keberjalanan verifikasi data kemiskinan, kami menemukan permasalahan mendasar di lapangan. Sebagai contoh misalnya untuk kasus di Kota Semarang dimana data penerima manfaat bantuan sosial mengalami ketidakselarasan antara data pusat dengan data NIK di daerah,’’ katanya.
Anggota Baleg ini juga menyoroti permasalahan model verifikasi data bantuan yang berbasis kepala keluarga. Padahal, kata dia, dalam satu keluarga bisa terdapat lebih dari satu kepala keluarga.
“Artinya, jika tetap mengacu pada model verifikasi tersebut, maka akan ada banyak kepala keluarga yang tidak menerima bantuan. Karena itu, saya usulkan sebaiknya bantuan diberikan dengan mengacu pada basis kartu keluarga,” ujarnya.
Lebih lanjut, anggota DPR RI Dapil Jateng 1 ini akan mengadvokasi permasalahan verifikasi data warga Kota Semarang kepada Pemerintah Pusat dalam rapat panja verifikasi data kemiskinan di Komisi VIII DPR RI.
“Verifikasi data kemiskinan menjadi hal yang urgen untuk segera diselesaikan pemerintah. Jangan sampai ada lagi masalah exclusion eror, dimana warga miskin yang seharusnya berhak memperoleh bantuan, tetapi tidak tercatat di pusat data,” ujarnya.
Sisi lain, Bukhori mengapresiasi Dinas Sosial Kota Semarang atas kinerjanya dalam kelengkapan data kemiskinan. Untuk diketahui, Kota Semarang berada di urutan ke-8 dari 514 kota/kabupaten yang memiliki data kemiskinan terverifikasi paling lengkap.
“Kami mendorong Kota/Kabupaten yang lain agar bisa seperti Kota Semarang dalam hal pencapaian kinerja terkait verifikasi data. Semoga ke depannya akan ada peningkatan ke arah lebih baik dengan orientasi semata-mata untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya,
(Erix/dn)