Kolaborasi Besar, Mentan dan PISPI Kawal Ketahanan Pangan Nasional

Malang, (DesaNews) – Semangat untuk mempetahankan kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pangan terus disuarakan di era pandemi covid19 bahkan, Pasca Munas PISPI Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta agar seluruh organisasi pertanian nasional ikut mengawal kekuatan pangan yang berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik.

“Saya mendukung hadirnya organisasi yang lebih harmonis dan berjalan baik, dengan visi menghadirkan kemajuan bagi bangsa melalui pertanian,” kata Syahrul saat memberikan sambutan pada Munas Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) secara virtual, Rabu (23/12).

Menurut Mentan Syahrul, kontribusi PISPI sangatlah besar, terutama dalam memberikan rekomendasi pada perkembangan pertanian modern. Organisasi tersebut juga sering memberi masukan terkait pertanian holistik, komprehensif dan terintegrasi satu dengan lainnya.

“Kementerian tidak bisa bergerak sendiri. Kita harus bersama-sama menghadapi tantangan dari waktu ke waktu sesuai perkembangan dan kemajuan era yang ada. Saya berharap Munas ini menjadi konsolidasi bagi kita semua,” katanya.

Sementara itu, Ketua PISPI Jawa Timur Yoyok Budi Santoso menyampaikan siap berkolaborasi memajukan sektor pertanian yang kreatif, inovatif, visioner dan integratif. Terlebih lagi saat ini banyak lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan properti dan kawasan industri.

Salah-satu-petanu-buah-di-Malan

“Harus dilakukan proses strategi jangka panjang hingga 50 tahun ke depan karena permasalahan pertanian akan terus berkembang. Untuk itu dibutuhkan pemecahan masalah yang visioner dan konsistensi kebijakan, sehingga kita tidak selalu menghadapi masalah yang sama,” sambungnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Managing Director perusahaan yang memproduksi Alpukat Pameling skala luas di Lawang Jatim PT Paranusa menambahkan, pembangunan pertanian yang integratif adalah pembangunan pertanian yang tidak bisa diserahkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) saja, namun juga harus menjadi gerakan masif yang dikerjakan secara lintas sektoral.

“Para sarjana pertanian, petani, bahkan Kementerian sesungguhnya tidak bisa menyelesaikan masalah pertanian sendiri. Masalah pertanian itu harus diselesaikan oleh semua elemen dengan mengesampingkan ego sektoral,” tutupnya,

(Ardy)

Leave a Reply