Malang,-(desanews.id) – Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur, sudah menjadi desa wisata sejak beberapa tahun lalu. Desa yang terletak dan di lingkari tiga kaki Gunung, antara lain, Gunung Anjasmoro, Kawi, dan Kelud, yang menawarkan panorama alam yang indah kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk pengembangan desa wisata, pihak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat mengharapkan bantuan sarana pendukung lainnya.
“Kami akan manfaatkan Waduk Selorejo sebagai spot wisata. Karena itu kami mengharapkan bantuan berupa perahu karet, sepeda dayung, serta berugak di pinggir Waduk,” kata Kepala Desa Mulyorejo Dja’it Mulyono Spd kepada (desanews.id) kamis (25/2/2021).
Ia mengatakan, potensi Desa Mulyorejo untuk lebih berkembang cukup besar, terlebih potensi alam yang dimilikinya memang cukup kaya. Salah satu yang sedang dikembangkan yaitu wisata edukasi pertanian di lahan seluas 1,25 hektare yang akan diisi dengan taman buah, kolam, serta spot selfie lainya.
“Ini untuk menambah jumlah kunjungan ke sini, terutama wisatawan lokal,” terang Dja’it.
Jumlah tamu yang mengunjungi desa wisata Mulyorejo memang cukup memuaskan. Tahun 2019 lalu sebelum ada pandemi Covid 19, jumlah kunjungan wisatawan mancanagera ke Desa Mulyorejo rata –rata sebanyak 150 orang per bulan. Namun dengan adanya pandemi covid 19 jumlah kunjungannya menurun menjadi sekitar 90 orang per bulan.
“Yang lebih mendominasi saat ini wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa. Kemarin ada 12 orang turis Jerman yang datang. Dalam ketentuannya, setiap wisatawan mancanegara kita tarik Rp150 ribu per orang. Dana itu kemudian akan menjadi PADes, PADus, untuk sarana perbaikan wisata dan spot selfie dan lainnya,” tambah Dja’it.
Selain panorama alam, Desa Mulyorejo menjual aneka suvenir yang unik. Misalnya olahan kerupuk yang berasal dari bahan dasar susu sapi, permen susu dan stik susu, dan yang paling di buru pengunjung yaitu makan nasi ikas sungai bukan ikan laut, dan untuk oleh oleh, pengunjung lebih berburu kopi Robusta Ngantang.
Wisatawan biasanya akan diajak berkeliling spot desa wisata yang diawali dengan kunjungan ke berbagai wahana. Jadi wisatawan bisa berinteraksi dengan alam langsung sebagai sarana edukasi, selanjutnya mereka diantar ke lokasi kerajinan naik perahu.
”Wisatawan langsung diajarkan bagaiman memanen kopi yang tepat dan meracik kopi yang nikmat, kemudian membuat kerupuk dari susu, ” terangnya.
Adapun jumlah homestay di desa wisata ini sebanyak kurang lebih 10 unit yang langsung dikelola oleh masyarakat sekitar. Warga memang didorong oleh pemerintah daerah untuk memperbanyak homestay guna menghadapi lonjakan wisatawan 2021 mendatang yang diprediksi pandemi akan berahir.
“Kita harapkan sentuhan yang lebih besar dari pemerintah untuk medukung kita. Karena apapun keinginan kita dari desa kalau tidak dibarengi dengan sentuhan atau bantuan dari pemerintah, kita agak sulit untuk berkembang,”harapnya.
(Ardy/dn)