MALANG. DESANEWS.ID. Kementerian Pertanian Bersama dengan IFAD (International Fund for Agriculture Development) bersinergi lahirkan generasi dunia pertanian Indonesia melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
Tujuannya diharapkan mampu membangun kembali citra dunia pertanian di kalangan milenial. Program YESS ada di 4 provinsi yang menjadi tempat kegiatan program YESS dan salah satunya Kabupaten Malang Jawa Timur.
Untuk meraih kesuksesan dalam merekrut calon penerima manfaat, Salah satunya adalah dengan menggandeng peran serta fasilitator muda di masing-masing daerah. Kabupaten Malang pada tahun 2021 telah mampu merekrut 35 fasilitator muda, yang tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Malang.
Untuk peningkatan kapasitas fasilitator muda tentu dibutuhkan pengarahan, pembinaan, dan pembekalan agar mampu menjawab problematika di lapangan.
Bertempat di Shanya Resort, GPA Ngijo, Karangploso, Malang, 18 – 20 Agustus 2021. Kegiatan berlangsung dengan khidmat, diawali dengan laporan Koordinator DIT Malang Bayu Indrayanto. Kegiatan diikuti 35 fasilitator, unsur DIT dan Mobilizers.
“Alhamdulillah, kita laksanakan pelatihan penguatan kapasitas untuk teman-teman fasilitator muda program YESS, harapannya dengan adanya penguatan ini, dapat memberikan pengetahuan, tentang tugas pokok dan fungsi untuk mensukseskan program YESS di DIT Malang”, ujar Bayu saat ditemui Desanews.ID di Ballroom Shanaya Resort.
Kegiatan yang dihadiri project manager PPIU Jatim Dr. Acep Hariri menjadi terlihat lebih lebih hidup dan hangat. Banyak lontaran jokes dan tips dan formula komunikasi yang diberikan oleh keseluruh peserta.
“Kegiatan YESS di Malang harus dilaksanakan secara simultan. Peran fasilitator sangat diharapkan membantu memobilisasi dalam pengidentifikasian calon penerima manfaat program YESS di daerah karena menjadi bagian ujung tombak dari keberhasilan program YESS ini sehingga YESS bisa memberikan dampak di kalangan pemuda pedesaan,” katanya.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Dr. Budiar. Dalam sambutannya Kadistan menyapaikan bahwa Kabupaten Malang harus dimulai pembaharuan SDM-nya. Apalabila tidak, maka akan selamanya kita tertinggal dalam akses teknologi, dan akses pemasaran.
“Kami berharap, peran fasilitator mampu menjadi motor penggerak pemuda untuk kembali terjun ke dunia pertanian, karena jika hanya mengandalkan petani generasi X yang umurnya di atas 50 tahun, dipastikan dinamika perkembangan dunia pertanian kita akan seperti ini saja” ujarnya.
Di tempat terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Ia sangat menaruh harapan pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya petani milenial harus berani menjadi petani modern yang mampu juga membangun start up khusus pertanian.
“Usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain untuk ekonomi, bisa juga membuka lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun – 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil,” ujar Mentan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan hadirnya program YESS membuka kesempatan bagi pemuda-pemudi khususnya di wilayah perdesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan/ pengembangan usaha dengan menambah lebih banyak lagi peluang kerja bagi mereka sehingga dapat meningkatkan kontribusi mereka untuk mentransformasi wilayah perdesaan secara berkelanjutan dan menyeluruh.
Dengan demikian, katanya lagi, mengubah pola pikir tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu ada figur-figur yang dapat menjadi contoh sekaligus agen perubahan bagi pemuda pemudi di perdesaan agar mau dan tertarik untuk berusaha di sektor pertanian.