Nganjuk (desanews.id) – Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur sedang mempersiapkan sebuah lahan yang akan digunakan untuk merelokasi korban tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos. Pemkab sedang mencarikan tanah pengganti yang lebih aman.
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengatakan, bencana longsor yang terjadi pada Minggu (14/2/2021) melenyapkan 10 rumah warga. Para penghuni yang selamat dari maut, selanjutnya akan direlokasi ke tempat baru.
“Akan kami relokasi dari Dusun Selopuro. Kami carikan di Desa Ngetos, di tepi jalan. Ini tanah milik Perhutani. Besar harapan kami dari 54 Kepala Keluarga terdampak bisa membangun rumah,” kata Novi Rahman Hidayat saat memberi laporan kepada Menko PMK Muhajir Efendi di Posko Tanggap Bencana Tanah Longsor Kantor Kecamatan Ngetos, Selasa (16/2/2020) petang.
Ditambahkannya, sebelum warga menempati rumah baru, Pemkab Nganjuk sedang mempersiapkan rumah sementara. Lokasinya ada di Desa Sendang Bumen di Kecamatan Berbek. “Disana ada rumah eks pemberian hibah dari Kementerian PUPR. Dulu untuk trasnmigrasi ada 80 rumah, 40 unit rumah terisi dan 40 rumah kosong bisa ditempati,” jelas Novi.
Sementara itu, hingga proses pencarian hari kedua selesai pukul 16.00 WIB, sudah ditemukan 14 korban dari total 21 orang yang dilaporkan hilang. Dari jumlah tersebut, 12 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya dua orang selamat.
“Rumah tertimbun sebanyak 10 unit. Kemudian dari total terdampak 21 warga dilaporkan hilang, sampai sore hari ini sudah ditemukan 14 warga yang hilang 2 selamat, 12 meninggal dunia dan tujuh dalam pencarian,” tegas Novi.
Proses pencarian dilakukan oleh Tim Basarnas bersama jajaran TNI, Polri dan stakeholder terkait dalam sebuah tim dengan jumlah total 429 personil. Petugas gabungan ini dipecah menjadi dua tim yang bertugas di sektor A dan B.
Untuk diketahui, bencana tanah longsor terjadi di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, pada Minggu (14/2/2021) pukul 18.00 WIB. Tanah longsor ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas cukup tinggi. Total penduduk yang terdampak sebanyak 54 KK atau jiwa 186 jiwa. Dari jumlah tersebut, 16 dilaporkan hilang,
(Nr1/dn)