Pasuruan, (desanews.id) – Fatimatuz Zahrah, seorang siswa Taman Kanak-kanak (TK) di Pasuruan menginginkan bisa sekolah lagi.
“Pak presiden, pak bupati, saya kangen sekolah, saya mau sekolah, kangen ibu guru, kangen teman-teman,” kata Fatim, sapaan akrabnya.
Perasaan itu diungkapkan Fatim saat acara Storry Telling, ‘Meningkatkan Minat Baca dan Bercerita di era Pandemi COVID-19 2021’ di Si Hijau, Purwodadi, Minggu (21/2/2021).
Ungkapan nurani Fatim ini pun langsung mendapatkan respon dari Sugiarto, anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan
Sugiarto menjelaskan, keinginan anak TK ini akan menjadi catatan.
Ia akan mendorong Dinas Pendidikan untuk mempertimbangkan sekolah tatap muka.
“Harus dicarikan solusinya. Dengan segala konsekuensi, misal menerapkan protokol kesehatan hingga pengaturan jadwal siswa yang masuk sekolah,” jelasnya.
Disampaikannya, sekolah tatap muka ini jangan dibayangkan siswa masuk semua.
Tapi ditata dan diatur, bagaimana siswa tetap merasakan belajar di sekolah.
“Belajar online ini tidak maksimal. Saya banyak mendapatkan keluhan dari wali murid, guru, hingga siswa. Jadi ada baiknya dipertimbangkan,” papar dia.
Ia mengaku prihatin karena anak-anak sekarang, sebagai generasi penerus bangsa kehilangan masa-masa indah sekolah.
“Mereka tidak bisa interaksi dengan guru, teman dan lingkungan sekolah. Saya kira, ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depan,” sambung dia.
Ia mendorong Pemerintah mengkaji betul kebijakan sekolah tatap muka.
Hampir setahun berjalan, sekolah online ini tidak maksimal.
“Saya harap ada kebijakan khusus. Saya yakin, banyak yang kangen dan rindu sekolah. Banyak nilai yang hilang, dan tidak bisa didapatkan di sekolah online,” urainya.
Moh Ridwan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan juga mendorong peran aktif orang tua untuk tetap mendampingi anaknya di sekolah online ini.
“Termasuk mendorong anak-anak mereka untuk gemar membaca lagi,” pungkas dia,
(Lum/dn