Jombang, (desanews.id) – Seperti diketahui Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkolaborasi dengan Komiisi IV DPR RI masa bakti 2019 – 2024 saat ini sedang menyelenggarakan Bimtek untuk berbagai persoalan yang dihadapi petani, Jum’at 26 Februari 2021 bertempat di Hotel Yusro KabupatebnJombang, menggelar Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian dengan mengangkat materi Membuat Pupuk Organik.
Kegiatan Bimtek kali ini diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari petani dan penyuluh, sedangkan yang melatar belakangi dengan pengambilan materi adalah karena kesadaran kita tentang kondisi tanah pertanian kita yang semakin miskin unsur hara, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian pupuk organik baik yang berasal dari limbah pertanian maupun peternakan, disatu sisi kabupaten Jombang mempunyai potensi untuk menyediakan bahan baku pembuatan pupuk organik yaitu dari limbah peternakan, tahun 2019 tercatat di Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur sapi potong 63.102 ekor.
Drs. H. Guntur Sasono, M.Si yang juga Anggota Komisi IV DPR RI mengatakan kesejahteraan masyarakat tidak bisa diangkat hanya satu pihak, kita harus bergandengan tangan bahu membahu untuk bersama sama untuk saling mengisi.
“Kegiatan ini dalam rangka peningkatan SDM dan tentunya ini semua agar masyarakat terutama petani dan peternak bisa mandiri,”paparnya.
Kepala Balai BBPP Batu, Wasis Sarjono, S.Pt M.Si dalam sambutan saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Kementan RI tentunya terus mensuport petani baik melaui Alsintan dan pelatihan.
“Pada intinya apapun yang di sosialisasikan apabila untuk pelatihan serta peningkatan SDM Mentan selalu mendukung,”tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian yang hal ini di wakili oleh Sekretaris Dinas IR Supriyono menyampaikan dengan populasi ternak sejumlah 63, 102 ekor tentunya ini menjadi modal untuk menyediakan bahan baku dalam pembuatan pupuk organik.
“Dengan asumsi jika satu ekor ternak menhasilkan 10 kg KTS (kotoran Ternak Segar) maka di Kab. Jombang ada 631.020 kg kotoran ternak setip hari, itupun baru kita dapatkan dari ternak sapi potong saja belum lagi kotoran ternak yang lain karena saat ini penggunaan pupuk organik dikabupaten Jombang baru 2%,” terangnya.
Menurut Teguh Wibowo yang juga salah satu widyaiswara yang menjadi dari BBPP-BATU, dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa sekarang ini semua bentuk usaha produksi atau budidaya pasti menghasilkan limbah yang jadi dominan adalah limbah kotoran ternak dan sisa pakannya, kondisi ini memang menjadi masalah bagi peternak terutama di masyarakat.
“Untuk itu kita harus mengerti bagaimana jika limbah limbah tersebut di kelola secara baik dan benar tentunya bisa mengurangi dapak negatif yang ditimbulkan, bahkan jika dikelola secara serius malah akan menghasilkan nilai tambah yang luarbiasa dan dapat menambah pendapatan peternak, “harapnya.
Sebagai perwakilan Peserta Mahfud menganggap bimtek ini sebagai ajang untuk silaturahmi dan bertukar informasi sesama petani, selain endapatkan materi membuat pupuk organik baginya merupakan pengetahuan baru.
“Sementara ini kita selalu berfikir pupuk harus beli ternyata anggapan itu salah, saya kira ini momentum untuk jalan dalam rangka peningkatan produksi, menjadi peluang untuk mendapatkan tambahan penghasilan, mahfud juga berharap agar kegiatan BIMTEK ini bisa terus berlanjut dengan materi dan waktu yang lebih lama lagi,” Pungkasnya.
Pewarta ; Catur Puryanto