MALANG. DESANEWS.ID. Semangat pemuda Milenial melalui program Kementerian Pertanian mulai menjaring pemuda pemuda milenial untuk menjadi ikon pelopor pemuda maju yang dapat menggerakkan pertanian untuk lebih menarik bagi generasinya.
Politeknik Pembangungan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) mulai melakukan verifikasi dan validasi (Verval) terhadap petani muda milenial yang ada di Kabupaten Malang, khususnya kali ini kunjungan ke desa Mendalanwangi kecamatan Wagir kabupaten Malang.
Tim dari Polbangtan Malang ini dipimpin oleh Sutoyo, Mutmakinah dan Heru Waskito, yang mengunjungi rumah pemuda Millenial penerima hibah bantuan Kompetensi Yess Bibit Alfan. Pada kesempatan itu Bibit Alfan didampingi Fasilitator kecamatan Wagir A Hibatullah dan tim dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kecamatan Wagir Ferly Tambunan dan Suhardi selaku penyuluh wilayah binaan.
Pada awal pembukaannya, Sutoyo mengatakan bahwa mewakili Kementerian Pertanian dalam program Yess ini, menjelaskan bahwa konsep pemuda milenial ini adalah untuk memberikan motivasi kepada generasi muda yang di kenal sebagai generasi milenial untuk lebih mencintai dan tertarik terhadap dunia pertanian sesuai dengan kenajuan jaman dan ilmu pengetahuan.
Dengan masih banyaknya petani yang berusia tua dan sedikitnya generasi muda akan menyebabkan pertanian akan ditinggalkan dan bahkan bisa tidak ada yang akan menggantikannya. Konsep petunia milenial ini lebih mengarahkan generasi muda menjadi seorang agroentrepreneur atau wirausahawan pertanian yang memiliki jiwa mandiri dan berdaya saing.
Dengan konsep pemuda yang Tumbuh – Berkembang – Mandiri maka diharapkan pemuda yang sudah memiliki ketertarikan dalam bidang pertanian (start up) diberikan pembinaan dan pendampingan melalui usaha yang dimilikinya agar termotivasi untuk lebih dapat berkembang dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang ada sehingga dapat mandiri yang dalam artian dapat mencari solusi terlebih dahulu bagaimana jika ada masalah dan hambatan yang dihadapi kemudian dapat mencari pertimbangan atau masukkan dari pihak terkait atau memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Dengan demikian pemuda tani itu dapat menemukan dan memberikan jawaban atas apa yang dihadapi dengan semangat seorang wirausahawan.
Bibit Alfan selaku pemuda milenial dari desa Mendalanwangi selama hampir 3 tahun ini sudah mulai mengembangkan ternak kambing Ettawa. Pengembangan kambing Ettawa ini menggunakan konsep Breeding dan Fattening, yaitu konsep Perkawinan ternak kambing Etawa untuk menghasilkan turunan yang unggul dan konsep penggemukan untu menghasilkan bobot daging yang diharapkan berdasarkan usia kambing.
Awal usahanya dimulai ketika membeli anakan kambing pejantan Ettawa unggul yang kemudian dikawinkan dengan betina Ettawa dan ternyata mendapatkan anakan yang unggul dimana diketahui ketika dikumpulkan bersama anakan kambing lainnya. Sistem pemeliharaannya melalui kandang bertingkat dimana kolong bawah digunakan untuk memudahkan pembersihan kandang dan kotoran kambingnya langsung dimanfaatkan oleh petani pekebun Jeruk yang ada tidak jauh dari kandang.
Selain itu dalam proses penggemukkan, kambing diberikan pakan segar langsung dari sekitar dan ini yang menjadikan keunggulan karena pakan yang melimpah. Selain itu juga dilakukan melibatkan tetangga atau masyarakat sekitar untuk dapat terlibat dalam ternak kambingnya.
Ini sesuai yang disampaikan Sutoyo tentang Agrosocioentrepreneur dimana dapat melibatkan atau memberdayakan masyarakat sekitar untuk bangkit bersama dalam kegiatan yang sudah dikembangkan ini. Ditambahkan pula agar pemuda millennial ini juga dapat bekerjasama dengan penyuluh yang ada dalam mengembangkan metode ternak kambing yang baik dan benar dari segi pemenuhan pakan, kandang bahkan dari kesehatan ternak sendiri.
Penajaman Visi dan Misi yang sudah dimiliki Bibit Alfan ini nantinya dapat dituangkan dalam program kegiatan yang tersusun dan terjadwal secara benar. Hal ini dikarenakan program Hibah Yess ini berbeda dan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah sehingga pengawasan dan pendampingannya dilakukan secara terstruktur dan di evalusi dalam setiap tahun agar didapat seorang entrepreneur yang berdaya saing dan mandiri serta dapat lebih mengembangkan minat pemuda untuk berkarya di sektor pertanian.
Peran BPP Kecamatan Wagir juga sangat penting untuk selalu mendampingi pemuda millennial ini, dikarenakan untuk dapat membantu memberikan pengetahuan atau transfer of knowledge agar dalam kegiatan budidaya ternaknya juga dapat maju dan saling tukar informasi bagaimana cara atau langkah langkah yang tepat. Terlebih lagi dalam penyusunan laporan kegiatan bersama Fasilitator kecamatan yang ada.
Upaya Kementan dalam meningkatkan kapasitas petani milenial sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Dalam berbagai kesempatan ia menekankan bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan pertanian adalah SDM Pertanian.
Saat ini, kata Mentan, jumlah pelaku pertanian semakin lama semakin menurun. Minat generasi muda terhadap pertanian kurang, karena dirasa tidak menarik dan tidak memberi masa depan yang menjanjikan.
Hal tersebut merupakan tantangan Kementerian Pertanian untuk menggerakkan generasi milenial melirik sektor pertanian dengan berbagai program. Salah satunya adalah program regenerasi petani dengan mencetak petani milenial yang berjiwa wirausaha pertanian dan berdaya saing.
Dengan dilakukan peningkatan kapasitas pemuda perdesaan menjadi wirausahawan muda pertanian yang mempunyai akses permodalan, akses pemasaran dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah perdesaan tersebut.
Senada dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial sangat potensial untuk melanjutkan pembangunan pertanian di Indonesia, karena mereka rata-rata cerdas, adaptif terhadap teknologi dan siap memasuki era pertanian 4.0. Mereka mampu menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern dari hulu sampai dengan hilir.
Dia mengatakan, upaya mencetak, memproses dan menjadikan pemuda perdesaan menjadi petani milenial, diperlukan dukungan dan sinergitas berbagai elemen, salah satunya adalah mengoptimalkan BPP menjadi pusat penggondokan petani milenial.
Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian itu melanjutkan, BPP sebagai Pusat konsultasi agribnisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan, dapat membantu petani milenial mengakses pasar, input pertanian, dukungan keuangan serta membatu menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait manajemen rantai pasokan dan pemasaran.
Ditulis oleh : Ferly P Tambunan
(Koordinator PPL kecamatan Wagir)