Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementan Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandri, Msi menyatakan bahwa dilihat dari potensi alam, kesiapan Pemerintah Kabupaten dan skill petaninya, sudah saatnya Malang yang sejak dahulu terkenal dengan produk multikomoditas hasil pertaniannya didapuk menjadi Kawasan Food Estate (KFE).
“Dengan KFE, pertanian multikomoditas di Malang akan terintegrasi, tertata, dan lebih terpacu produktifitasnya untuk kemakmuran bagi petani, karena kawasan food estate akan mengatur secara rapih manajemen supply chain dari on farm hingga off farm (industri),” jelas Retno di Kementan (4/12).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat gelaran acara Jelajah Desa Pangan (JDP) Tumapel 4×4 minggu lalu di Lawang Malang, saat mewakili Menteri Pertanian dalam “Offroad Bareng Menteri SYL”, ia menyaksikan melihat sendiri bagaimana antusiasme masyarakat yang ingin sekali kawasannya dikenal menjadi pemasok pangan yang penting bagi stok pangan Nasional.
“Malang sejak lama dikenal sebagai lumbung bagi komoditas padi, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Bahkan yang menjadi istimewa Malang memiliki komoditas andalan nasional yaitu Alpukat “Raja” verietas Pameling,”katanya.
Oleh karenanya sudah sepantasnya Ditjen Hortikultura Kementan mendukung secara penuh untuk menjadikan Malang dikenal secara khusus sebagai Kawasan ‘Food Estate’ Berbasis Alpukat. Bahkan tidak mustahil ke depan Alpukat Pameling akan menjadi Maskot bagi Pemeritah Kabupaten Malang, jelasnya. “Apalagi di sektor swasta sudah ada PT Pameling Raja Nusantara (Paranusa) yang menjamin pembelian hasil panen alpukat petani mitra” sambungnya.
Eko Handoko Komisaris Utama PT Paranusa mengamini bahwa korporasinya sanggup membeli berapapun hasil panen alpukat pameling petani mitra binaannya. “Dalam waktu dekat pihaknya akan menandatangi LoI (letter of Inten) dengan Singapura, Malaysia, Thailand, China, Korea Selatan, Rusia dan Swiss,” katanya.
“Oleh karenanya, kami harus mempersiapkan mulai dini budidaya skala luas yang melibatkan ribuan petani mitra agar kuota negara tujuan dapat kami penuhi sesuai kontrak,”tandas Eko.
Alpukat ‘Raja’ Pameling menjadi viral setelah Chairman Jelajah Desa Pangan (JDP) memprovokasi jagad medsos dengan teaser Alpukat Pameling Malang Akan Kalahkan Popularitas Durian Musangking Thailand.
“Alpukat Pameling sudah pantas diviralkan. Buahnya besar dan seksi. Satu buah bisa mencapai 1,5 – 2kg. Rasanya melekat di lidah,” tandas Tony Setiawan Chairman JDP.
Melalui gelaran Jelajah Desa Pangan Tumapel 4×4 bertema Food Tourism Integrated Estate, kami membangun komunikasi dengan Menteri Pertanian Dr. Syahril Yasin Limpo. “Bahkan di rumah dinasnya beliau menyampaikan dengan antusias bahwa Kementerian Pertanian akan mendukung penuh bahkan mempertimbangkan Malang menjadi Kawasan Pangan Terintegrasi,”aku Tony.
Bertepatan dengan memeriahkan HUT Kabupaten Malang ke 1260 tahun, JDP Tumapel 4×4 dimeriahkan dengan parade 25 kendaraan offroad full spec dari TLCI (Toyota Land Cruser Indonesia) dan komunitas Jimmy 4×4 yang tergabung dalam Jelajah Indonesia Persada (JIP).
Gelaran ini melibatkan Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Malang, Komunitas JIP 4×4, Korem 083/Baladhika Jaya, BNI 46 dan PT Paranusa. Dengan rute Desa Wonorejo Lawang, Kebun Teh Wonosari, BBIB Singosari, Polbangtan Singosari, Gunung Mujur Karangploso dan ditutup di Perkebunan Kopi Arabika Precet Forest Sumbersuko Malang.
Acara yang prestisius, meriah dan mengangkat Kabupaten Malang ini sayangnya tidak dihadiri satupun wakil dari Pemerintah Kabupaten Malang termasuk Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Padahal panitia JDP telah dikonfirmasi Pemkab melalui Kepala Bappeda bahwa Pemkab akan memenuhi undangan JDP karena menjadi bagian dari sponsor utama gelaran ini.