Erupsi Gunung Raung Berdampak Ratusan Lahan Pertanian di Banyuwangi

Banyuwangi, (desanews.id) – Petani tetap menggarap sawah miliknya yang berjarak sekitar 10 km dari puncak Gunung Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Selasa (9/2/2021). Sebaran abu vulkanik Gunung Raung dilaporkan mencapai tinggi 2 km dari puncak dan tertiup ke arah timur hingga ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pasalnya, erupsi Gunung Raung menghasilkan kolom abu hingga 2.500 meter dari puncak dan mengarah ke timur. Sebaran abu yang jatuh ke lahan pertanian merusak sejumlah komoditas produksi para petani.

Dinas Pertanian Banyuwangi merilis dampak abu vulkanik terhadap 440 hektar lahan pertanian. Sejumlah petani mengeluh tanamannya rusak hingga panenan berkurang akibat sebaran abu vulkanik tersebut.

”Hasil pemetaan kami, ada sekitar 440 hektar lahan pertanian yang terdampak. Beberapa komoditas yang ditanam di lahan tersebut, antara lain, semangka, kubis, cabai besar, cabai rawit, tomat, daun bawang, dan mentimun,” tutur Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan.

Arief mengatakan, komoditas yang paling terdampak ialah cabai besar. Ada 148 hektar lahan cabai besar yang terpapar abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung.

Lahan 148 hektar tersebut berada di empat kecamatan yang berada di sekitar Gunung Raung. Lahan cabai besar tersebut ada di Kecamatan Kalibaru 46 hektar, Glenmore 46 hektar, Songgon 17 hektar, dan Sempu 39 hektar.

Petani berangkat beraktivitas kendati Gunung Raung yang berjarak sekitar 10 km sedang erupsi dan mengeluarkan material vulkanik ketika dipantau dari Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon Banyuwangi, Selasa (9/2/2021). Gunung Raung yang erupsi sejak 21 Januari dalam seminggu terakhir terus menunjukkan peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dari semakin banyaknya volume abu yang dikeluarkan saat erupsi.

Arief menjelaskan, dalam jangka pendek abu vulkanik memang berdampak buruk bagi pertanian. Namun, dalam jangka panjang, abu vulkanik dapat meningkatkan kadar mineral di lahan pertanian.

”Mungkin saat ini ada petani yang merasa dirugikan karena abu vulkanik. Namun, di sisi lain, abu vulkanik membantu mengusir hama serangga atau gulma. Dalam jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah,” tuturnya.

Salah satu petani yang merasakan dampak sebaran abu vulkanik Gunung Raung ialah Riski Subito (42). Lahan tanaman tomat ranti miliknya nyaris rata terpapar abu vulkanik Gunung Raung. Butiran abu kasar masih tampak jelas menempel di daun hingga kulit buah.

Subito menyebut, abu membuat tanamannya yang sedang masuk musim panen rusak. Akibatnya, panennya tidak maksimal seperti musim-musim sebelumnya.

”Abu Gunung Raung membuat bunga mudah rontok sehingga tidak sempat menjadi buah. Kalau abu itu jatuh di daun yang masih muda, daun lebih mudah terpapar panas. Pasalnya, saat kena terik matahari, pasir akan ikut membakar permukaan daun,” ungkapnya.

Diandri (19, kiri) dan Rian (15, kanan) merawat tanaman bawang daun (bawang prei) di sawah milik keluarga mereka dengan latar belakang erupsi Gunung Raung ketika dipantau dari Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon Banyuwangi, Selasa (9/2/2021). Gunung Raung yang erupsi sejak 21 Januari dalam seminggu terkakhir terus menunjukkan peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dari semakin banyaknya volume abu yang dikeluarkan saat erupsi.

Tak hanya itu, Abu yang jatuh ke kulit buah tidak hanya membuat kotor, tetapi juga merusak kesegaran dan tampilan buah. Kondisi ini juga memaksa para petani bekerja ekstra untuk membersihkan buah-buah yang baru dipanen.

”Saat ini sudah masuk periode petik kelima, saya tidak yakin hasilnya bisa menyamai panen tahun lalu. Bunganya sudah telanjur rontok terkena abu,” tuturnya. Pada panen lalu, ia bisa mendapatkan 1 ton buah per 0,25 hektar lahan.

Hal senada disampaikan Buang Cahyono, petani daun bawang di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgo. Lahan pertanian Buang hanya berjarak 10 km dari puncak Gunung Raung.

”Daun bawang yang terkena abu Gunung Raung langsung kemerahan seperti terbakar. Daunnya langsung tidak segar lagi. Panenan saya bisa berkurang hingga 25 persen,” tutur Buang.

Buang menceritakan, sebaran abu baru dirasakan para petani di Desa Sumberarum pada satu bulan terakhir. Adapun Gunung Raung mulai erupsi sejak 21 Januari.

Sebaran abu

Kepulan abu vulkanik membubung dari puncak Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso ketika diamati dari Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Selasa (9/2/2021). Sebaran abu vulkanik Gunung Raung dilaporkan mencapai tinggi 2 km dari puncak dan tertiup ke arah timur hingga ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Laporan dari Pos Pengataman Gunung Api Raung, intensitas erupsi terus menunjukkan peningkatan. Hal itu tampak dari ketinggian kolom abu yang mencapai 2,5 km dari atas puncak. Ketinggin tersebut merupakan yang tertinggi dalam periode erupsi 2021,
(dn/by1/byy5).

Leave a Reply