Malang, (DesaNews.ID) – Proyek Kemitraan Publik-Swasta antara Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), dan DesaNews.ID memberikan dampak positif terhadap para petani. Sejak digulirkan pada 2018, proyek ini berhasil meningkatkan kapasitas SDM para petani. Mulai dari aspek budidaya, pemasaran dan distribusi produk yang dihasilkan, bahkan hingga penyediaan akses permodalan kepada perbankan (KUR/kredit usaha rakyat).
Chairman Jelajah Pangan (JDP) sekaligus CEO DesaNews.ID Tony Setiawan mengatakan, dalam empat kali proyek kemitraan, ada 40 kelompok tani yang berhasil mendapat pembinaan dan pelatihan. Apabila dihitung sejak April 2018 hingga September 2020, terdapat 578 petani yang tergabung dalam kerja sama ini. Pada September 2019 nanti, proyek ketahanan pangan memasuki periode ke lima yang berlangsung hingga 2021.
“Kami juga mengundang perwakilan petani untuk studi banding ke berbagai wilayah yang maju, untuk Melihat bagaimana sistem budidaya, pemasaran dan distribusi di sana,” ujar Toni saat memberikan sambutan dalam acara Jelajah Desa Pangan Agustus Lalu.
Dia menambahkan ada sembilan komoditas hortikultura yang menjadi fokus program. Di antaranya cabai, sayuran jepang, tomat, paprika, wortel kuroda, buncis, brokoli, kembang kol dan jambu kristal. Toni menjelaskan, selain membantu para petani dalam peningkatan kapasitas bertanam, pihaknya juga menjembatani mereka dalam mengakses pasar.
“Kami bantu negosiasi dengan pemodal dan pasar untuk distribusi hasil taninya. Sekarang, setidaknya ada 155 petani yang melakukan kontrak dengan perusahaan dan suplier. Saya berharap pengajuan dan perpanjangan periode progam 2021 dapat terus meningkatkan kapasitas petani,” papar Toni
Chairma JDP inipun mengatakan, untuk wilayah Jawa Barat terdapat enam kabupaten terpilih, yakni Kabupaten Bogor, Bandung Barat, Sukabumi, Cianjur, Garut dan Bandung. “Fokusnya adalah bagaimana memodernisasi sistem produksi dan distribusi produk pertanian yang aman dan berkualitas tinggi. Di sini petani mendapatkan edukasi bagaimana meningkatkan kualitas hasil produksi, berproduksi secara kontinyu dan memiliki jejaring,” beber dia di tempat yang sama.
Pria asli arema inipun dengan gamblang menjelaskan, selama berjalannya progam ketahanan pangan, terdapat banyak perubahan dalam hal perbaikan sistem distribusi produk hortikultura. Selain mendapat bantuan benih dan sarana produksi, petani mendapat pengetahuan dalam hal meminimalisir biaya usaha tani.
“Kami akan terus memperbaiki sistem ini. Kami menyambut baik para petani yang tergabung dalam program ini. Terlepas apabila sudah tidak lagi diperpanjang, harapannya pembinaan yang diterima selama ini terus diaplikasikan. Kami juga hubungkan dengan para pelaku usaha. Hal ini menguntungkan pelaku usaha karena tentunya pasar menginginkan produk bagus dan jelas barangnya selalu teersedia,” paparnya.
Iapun juga menyebutkan, dalam skala pembiayaan, perbankan juga dilibatkan. Ini akan semakin menyemangati para petani untuk terus bertanam. “Ini adalah kerja sama yang holistik, di mana petani mendapat bantuan benih, sarana produksi pertanian, akses perbankan hingga dihubungkan ke pasar. Sekarang tinggal bagaimana komitmen petani untuk terus menghasilkan produk berkualitas,” tukas Toni,
(Ardy)