Ngantang, (DesaNews.ID) – Di era milenial minum kopi bukan sekadar minuman biasa saja. Kopi sekarang menjadi tren dan gaya hidup anak muda. Kedai kopi pun kini bertumbuhan di berbagai pelosok desa, penyajian yang cukup menarik dan cita rasa yang enak oleh barista.
Kopi yang memiliki cita rasa yang berkualitas tidak lepas dari tangan petani. Agar petani kopi dapat meningkatkan produktivitas dan menghasilkan kopi yang berkualitas, Dinas Pertanian Kabupaten Malang yang di wakili oleh Palupi melakukan penyuluhan dan edukasi.
Sosok Anggota TNI Heri, salah satu dari pengelola kopi mengatakan, setelah ada penyuluhan pertanian dan mengedukasi petani dengan budidaya kopi yang baik, petani kopi sudah menikmati hasil pertanian dan lebih sejahtera.
Karena dulu tanaman kopi di Ngantang perawatanya kurang maksimal, sehingga harganya murah dan bahkan banyak petani yang beralih ke tanaman lain.
Sekarang dengan modernisasi pertanian dan perawatan berkala dengan cara peremajaan, dipotong dan disambung hasilnya banyak dan kualitasnya bagus,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, produktivitas tanaman kopi tiga tahun ini lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Kalau dulu perpohon hanya mampu panen 10 kilogram kopi, sekarang bisa mencapai 30 hingga 40 kilogram perpohon kopi,” ungkapnya.
Dari produktivitas bijik kopi yang terus meningkat menjadaikan gairah para petani kopi di Kecamatan Ngantang.
Tidak hanya itu, karena ketertarikan petani menanam kopi ada penambahan lahan baru dengan memanfaatkan tanah tegalan yang menganggur.
Kalau dulu di Ngantang lahan tanaman kopi di kisaran 300 hektar, kini mencapai 500 hektar,” jelasnya.
Ia pun menjelaskan, harga kopi Ngantang memiliki cita rasa kas yang membedakan dengan daerah lain. Karena dengan ketinggian daerah dan kelembaban udara Bawang menjadi keunggulan di cita rasanya.
Dengan cita rasa kopi Ngantang yang khas mampu bersaing di tingkat lokal maupun nasional,” pungkasnya.
Petani kopi Desa Tulungrejo, Isnu merasa diuntungkan dengan pendampingan dari Tim Kopiko dan Dinas Pertanian dalam menanam kopi.
Alhamdulilah setelah ada pendampingan dari penyuluh pertanian, hasil tanaman kopi sangat membantu perekonomian kami,” kata Isnu
Luasan tanah yang kita tanam kopi sekitar setengah hektar dari peningkatan produktivitas, dalam satu tahunnya bisa memanen biji kopi sebanyak 1 ton, kalau dulu tidak sampai.
Satu kilo biji kopi petik merah dihargai Rp3.500 sampai 4000 dan harga ini cukup tinggi dari sistem ijon dan kini sudah ada pembelinya langsung dari pegiat UMKM kedai kopi,” kata Isnu,
(Ardy)