DesaNews.ID, Banten. Malimping merupakan Kecamatan yang cukup dikenal di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Perjalanan dari Rangkasbitung menuju Malimping melewati Kecamatan Gunung Kencana yang mempesona dengan jalan terjal berliku.
Saat nama Malimping disebut, terbayang indahnya pantai eksotis Bagedur dan Binuangen yang garis pantainya memanjang mencapai 12 kilometer. Sumber daya tangkap laut adalah penghasilan utama bagi penduduk yang tinggal di dekat bibir pantai.
Desa Sukamanah meski dekat pantai, namun potensinya adalah pertanian. Wajar jika ada keinginan untuk menjadikan desa itu menjadi Desa Pangan. Dengan potensi lahan tak tergarap seluas 500 hektar, baru sekitar 227 hektar saja yang digunakan sebagai kebun dan persawahan. “Hancurnya dua irigasi utama di desa seperti irigasi Cilangkahan II milik Pemkab Lebak dan Cibinuangen milik Pemprop Banten, menjadikan areal persawahan yang dialiri irigasi itu lumpuh yang berakibat petani enggan ke lahan dan kembali tanam,” jelas Umar Soleh (61) Kepala Desa Sukamanah.
Desa Sukamanah, lanjut Umar, sebenarnya termasuk Desa Wisata. Pantai Wisata Bagedur itu masuk dalam wilayahnya. Setiap liburan sekolah atau akhir pekan ada saja yang memenuhi pantai dan cottage yang tersedia puluhan kamar. Namun yang disayangkan, daya pikat indahnya partai Bagedur tak mampu ungkit perekonomian Desa, sehingga dikuatirkan ke depan akan berpotensi terhadap stabilitas dan ketahanan pangan Desa.
“Makanya, dalam Musrengbandes, kami mengusulkan untuk menjadikan Desa Sukamanah menjadi Desa Pangan. Lahan tidur ratusan hektar yang tidak tergarap itu harus menjadi tanah produktif, baik untuk pertanaman padi, jagung maupun hortikultura,” pungkas Umar yang dimasa mudanya dikenal Jawara pelindung Desa.
Sebagai putra asli Desa Sukamanah, Umar risau jika belum juga mendapatkan solusi tepat untuk mengatasi banyaknya lahan pertanian yang tidak tergarap.
“Desa ini termasuk desa tertinggal yang rawan atas kemiskinan. Lahan di desanya telah banyak dikuasai oleh pemilik dari daerah lain, baik dari Serang, Rangkas maupun Jakarta. Jadi tampaknya saja makmur karena ada wisata Pantai Bagedur, namun sesungguhnya miskin,” akunya.
Untuk mengatasi hal ini, Desa harus kreatif dengan mengajak para pengusaha agar dapat memompa investasi pangan di wilayahnya sehingga ratusan lahan tidur yang subur itu mulai tergarap dengan baik. Kami telah sampaikan perihal irigasi ke Dinas terkait, bahkan sudah sampai ke Bupati Lebak Banten agar segera dapat diperbaiki sehingga fungsi irigasi dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh para petani.
“Bahkan jika ada pengusaha yang ingin bertanam jagung dalam skala luas akan kami dukung semaksimal mungkin. Silahkan datang akan kami tunjukkan lahan – lahan potensial yang dapat digunakan untuk pertanaman jagung. Bila perlu kami siap jadikan Desa Sukamanah sebagai Desa Jagung terluas di Kecamatan Malimping,” janjinya.
Kebutuhan sayur mayur di Pasar Malimping banyak dipasok dari Daerah Bogor Jabar dan Cikokol Tangerang. Setiap subuh puluhan truk bongkar muat di pasar itu. Tentu itu juga menjadi potensi bagi Sukamanah jika ada yang ingin bertanam hortikultura.
“Menjadi Kepala Desa adalah ladang pengabdian bagi saya, sambung Umar. Saya diminta pulang kembali ke Desa karena amanah Bapak Saya Haji Jamhari yang merupakan tokoh agama dan masyarakat disini,” kenangnya. Oleh karenanya, sebagai Kepala Desa, terlantarnya ratusan hektar lahan tidur menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi tugas saya sebagai aparatur desa. Jika lahan-lahan itu kembali ditanami, roda ekonomi Desa akan kembali berputar. Para petani kembali ke lahan. Pedagang semakin banyak yang berdatangan. Ibu-ibu mulai berbelanja banyak kebutuhan hidup untuk keluarganya dan tentu ini akan menekan tingkat kriminalitas dan memacu kesejahteraan masyarakat desa, pungkasnya.