Cisuren Bayah Lebak Menuju Gemah Ripah

“Meskipun Saya Berpendidikan Rendah Tapi Kini Desa Cisuren Tak Lagi Berpredikat Desa Tertinggal ” (Ahyat Kepala Desa Cisuren Bayah Lebak)   

Lebak. Desanews.ID. Kemiskinan tidak membuat pemimpin desa putus asa. Meski jauh dari pusat kota di tingkat Kecamatan, Desa Cisuren tetap giat membangun. Tak ada kalimat putus asa di tengah cekaman covid19.

Bernama singkat Ahyat (49) Kepala Desa Cisuren Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Banten. Postur tubuh yang tegap dan berisi dengan suara yang berat menyampaikan dengan tegas kepada reporter desanews.id bahwa desa Cisuren di bawah kepemimpinannya harus tetap membangun dalam kondisi apapun.

“Saya ini kepala desa berpendidikan rendah, hanya lulusan SLTP, katanya lirih membuka pembicaraan. Oleh karena antusiasme warga desa yang meminta saya berulang kali untuk mau menjadi kepala desa, maka atas pertimbangan keluarga, akhirnya saya bersedia dicalonkan saat Pilkades empat tahun silam.

Saat pemilihan Kades, saya menang suara mutlak. “Ini amanah luar biasa bagi saya untuk mengabdi membangun desa tempat dimana saya dilahirkan hingga saat ini,” katanya.

Desa Cisuren mempunyai luas wilayah 1.417 hektar. Dan lahan pertanian yang tersedia 450 hektar dengan komoditas pertaniannya padi tadah hujan. Dari pusat kota Kecamatan Bayah ditempuh sekitar satu jam meski berjarak 15 kilometer saja.

“Akses jalan di desa Cisuren sangat minim. Jembatan primer yang menghubungkan desa terdekat yang menjadi pusat perdagangan di desa Pasir Gombong hanya jembatan gantung yang bisa dilalui untuk motor roda dua,” sambungnya.

Selama saya memimpin, desa Cisuren awalnya berkategori tertinggal dan alhamdulillah kini masuk dalam desa berkembang. Penanganan prokes Covid19 dilakukan dengan ketat tanpa mengurangi semangat kegotong-royongan.

“Alhamdulillah. Hingga saat ini desa kami 100 persen terbebas dari covid19. Dan kami lakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan perintah pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat,” jelasnya.

Dalam waktu dekat ini, kami berharap pemerintah pusat baik itu Kementerian Desa dan Kementerian Pertanian sudi kiranya membantu masyarakat desa kami untuk maju dan berkembang di dalam mewujudkan lumbung pangan desa. Para petani, wanita tani beserta pemuda tani bisa kami gerakkan untuk tetap menanam di lahan agar desa kami membantu produksi pangan nasional.

“Kami membutuhkan traktor tangan dan irigasi teknis. Juga memperlebar jembatan agar warga kami mampu membawa hasil-hasil pertanian dengan moda transportasi roda empat ke kota,” pinta Kades Ahyat.


Sementara di tempat yang sama, Amil Kuna (55) warga desa Cisuren menyatakan bahwa Pak Kades Ahyat menjadi Kepala Desa kebanggaan Desa Cisuren. “Orangnya terbuka. Tanggap. Mau bekerja bersama warga juga transparan atas seluruh anggaran yang diterima Desa. Kami berharap beliau tetap sehat di dalam membawa desa kami menjadi gemah ripah berbasis pertanian,” tandasnya. (TS)

 

Leave a Reply