Apresiasi dan Suport dari Plt.Ketua DPRD Kabupaten Malang Kepada Petani Millenial JIFSI Ngantang

Malang, (desanews.id) Penerapan inovasi inovasi potensi pertanian, dengan konsisten dibarengi dengan praktik pertanian yang berkelanjutan pengolahan hasil pertanian serta pemasaran produk pertanian, merupakan strategi menjaring minat generasi muda, untuk menjadi petani. Juga dengan meyakinkan bahwa bertani, merupakan profesi yang apik dan memiliki jaminan serta prospek yang menguntungkan di masa depan.

Tidak hanya itu, penerapan inovasi pertanian akan memberikan kemanfaatan berkelanjutan, tidak hanya mampu meningkatkan daya ekonomi namun juga dapat menjaga kelestarian lingkungan.

Hadirnya generasi muda yang telah memilih petani sebagai profesi atau kaum milenial yang terjun menggeluti dunia pertanian secara konkrit di kabupaten Malang, benar benar menjadi harapan Plt.Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin.

Menurutnya ditangan generasi muda, potensi di bidang pertanian akan lebih cepat dirubah menjadi pilar pilar pertumbuhan ekonomi, dengan pemikiran bahwa petani milenial lebih inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan tidak canggung mengadopsi tehnologi digital dalam mengelola pertanian menjadi ladang bisnis.

“Anggapan masyarakat sekarang bahwa memahami pertanian itu sesuatu yang tidak menjajikan dari segi pendapatan dan tidak prospektif” terang Sodikul Amin saat ditemui awak media, Selasa (30/03).

Lebih lanjut menurut Politikus dari Fraksi Nasdem tersebut mengatakan, padahal petani-petani milenial kita seperti di Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, dengan berpenghasilan atau beromset luar biasa. Selain itu para petani millenial ini dapat mengembangkan metode panen jeruk tanpa musim, dengan menghasilkan varietas buah jeruk yang tidak kalah dengan buah dari luar negeri.

“Tinggal pemerintah mensuport atau memberi perhatian. Pertanian ini adalah penguatan sumber daya alam di Indonesia, jadi salah kalau kita menghindar dari pertanian, karena sektor pertanian kita cukup besar dan menjajikan” ujarnya.

Menurutnya bahwa potensi kebijakan ketahanan pangan harus dimaksimalkan sesuai intruksi dari Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yakni harus melindungi produk dalam negeri, jangan banggakan produk luar negeri. Kecuali petani sudah tidak produktif karena faktor cuaca atau alam.

“Yang jelas kami sangat mengapresiasi para petani millenial yang tergabung dalam Jertanmus Intergerated Farming Sistem Indonesia (JIFSI), untuk menggerakan kembali kesadaran masyarakat, bahwa bertani itu menguntungkan dan prospek yang menjanjikan” pungkasnya. (Tim/red)

Leave a Reply