DesaNews.ID. Panorama eksotik berlahan subur di daerah pegunungan Arjuna, menjadikan kawasan Malang Jawa Timur menjadi destinasi wisata utama setelah pulau Dewata Bali. Kegigihan petaninya menjadikan daerah ini tetap menampilkan performa sebagai lumbung pangan atas komoditas padi, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Jelajah Desa Pangan (JDP) Tumapel 4×4 mentasbihkan hal itu. Dalam gelaran “Offroad Bareng Menteri SYL”, JDP memberikan pesan kepada masyarakat bertepatan HUT Kabupaten Malang ke 1260 tahun bahwasanya Malang kini siap wilayahnya menjadi Kawasan Pangan dan Wisata Terintegrasi.
Demikian diungkapkan Chairman JDP Tony Setiawan saat membuka acara JDP Tumapel 4×4 di Tea House Kebun Wonosari Lawang Jawa Timur (29/11).
Dalam kesempatatan kali ini Menteri Pertanian yang diwakili Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementan oleh Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandri, Msi menyatakan bahwa sudah saatnya Malang yang sejak dahulu terkenal dengan produk multikomoditas hasil pertaniannya didapuk menjadi Kawasan Food Estate (KFE).
“Dengan KFE, pertanian multikomoditas di Malang akan terintegrasi, tertata, dan memacu produktifitas juga kemakmuran bagi petani karena kawasan food estate mengatur supply chain dari on farm hingga off farm (industri),” jelas Retno.
Yang menarik dan satu-satunya di Indonesia, kawasan food estate di Malang ini berbasis komoditas alpukat ‘raja’ varietas Pameling. “Ini membanggakan dan Kementan akan fully supported, apalagi di sektor swasta sudah ada PT Pameling Raja Nusantara (Paranusa) yang menjamin pembelian hasil panen alpukat petani” sambungnya.
Eko Handoko Komisaris Utama PT Paranusa mengamini bahwa korporasinya sanggup membeli berapapun hasil panen alpukat pameling petani mitra binaannya. “Dalam waktu dekat pihaknya akan menandatangi LoI (letter of Intens) dengan Singapura, Malaysia, Thailand, China, Korea Selatan, Rusia dan Swiss,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Korem 083/ Baladhika Jaya Letkol Inf Akhmad Juni Toa menyatakan bahwa pernyataan FAO agar negara berhati-hati di era pandemi Covid 19 untuk tidak terjebak dalam krisis pangan menjadi titik perhatian pula bagi TNI AD.
“TNI AD khususnya di jajaran Korem 083/BDJ menyambut dengan antusias setiap program pertanian yang ada di wilayahnya. Ketersediaan pangan adalah bagian terpenting juga dari strategi militer tentang perang gerilya. Jadi TNI AD menaruh perhatian besar atas pangan dan bersyukur jika Malang nantinya benar-benar ditetapkan menjadi kawasan food estate (KFE),” jelasnya.
JDP Tumapel 4×4 ini mengambil tema : Malang Food Tourism Integrated Estate. Mengambil rute pertama di Kawasan Desa Alpukat Pameling di Wonorejo Lawang, Kebun Teh di Wonosari, BBIB Singosari, Gunung Mujur Karangploso dan berakhir pementasan teatrikal tari ‘ganyong’ di perkebunan kopi Precet Forest Sumbersuko Wagir Malang.
Dimeriahkan dengan parade 25 kendaraan offroad full spec dari TLCI (Toyota Land Cruser Indonesia) dan komunitas Jimmy 4×4 yang tergabung dalam Jelajah Indonesia Persada (JIP).
Acara yang prestisius, meriah dan mengangkat Malang Raya ini sayangnya tidak dihadiri satupun wakil dari Pemerintah Kabupaten Malang termasuk Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Padahal panitia JDP telah dikonfirmasi Pemkab bahwa akan memenuhi undangan JDP karena menjadi bagian dari sponsor utama gelaran ini.