TULUNGAGUNG.DESANEWS.ID. Nita Kurniasari (33 tahun), gadis berjilbab tinggi semampai asal Tulungagung Jawa Timur itu kini menjadi juragan telur asin yang inspiratif dan sukses. Ia membuat tampilan telur asin hasil kreasinya menjadi sangat eye chaching pada packagingnya juga menggoda lidah.
Nita merupakan salah satu penerima hibah kompetitif program YESS dari Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Wanita ini mempunyai usaha pengolahan telur asin. Telur itik yang dihasilkan dipanen dari peternakannya sendiri.
“Kami mengawali usaha pengolahan telur asin ini sejak tahun 2014. Langkah awal setelah mendapatkan formula telur asin besutannya, ia mendaftarkan aspek legalnya ke Dinas Perizinan agar memudahkan untuk dijual ke swalayan-swalayan modern dan pusat oleh-oleh di sekitaran Tulungagung,” jelasnya kepada reporter desanews.id.
“Bukan hanya pemasaran konservatif yang dijalankannya, model penjualan online pun giat ia lakukan di sejumlah media sosial yang ia kelola dengan profesional,” tambahnya.
Dalam menjalankan usahanya, Nita mengaku banyak sekali kendala. Namun melalui bimbingan teknis dan pemasaran dari Kementerian Pertanian yang selama ini gencar dilakukan oleh PPIU Jatim dalam Program YESS, hasilnya kini ia mampu mengatasi masalah tentang bagaimana sesungguhnya beternak itik yang baik dan pemasaran yang tepat sasaran di situasi yang sulit seperti pandemi ini.
Hasilnya, dengan kegigihannya kini bukan hanya pasar tradisional saja yang mulai memenuhi gerai telur asinnya di Tulungagung, tetapi juga sampai ke luar kota termasuk Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Nita mengakui bahwa ada sejumlah produknya yang menjadi buruan para konsumen, seperti telur asin rebus, telur asin bakar, dan telur asin mentah yang bisa diolah menjadi menu-menu restoran.
Keunggulan dari telur asin besutan Nita, saat dibuka warna kuning telur terbalut halus berwarna orange pekat yang menandakan telur tersebut tinggi kandungan ribovlafinnya dan juga sudah berlegalitas halal dan BPOM.
“Saya selalu berharap untuk petani-petani muda lainnya seperti saya di era modern dan digital ini harus mampu menjadi petani milelial yang modern, tangguh, well digital dan semangat pantang menyerah” ujarnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng International Fund For Agriculture (IFAD) mencetak wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services). Program YESS merupakan program pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan bagi generasi muda di sektor pertanian yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Program ini diharapkan akan menjadi model untuk pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan generasi muda di sektor pertanian. Program YESS juga merupakan salah satu upaya untuk meregenerasi petani serta menghasilkan wirausahawan milenial yang berkualitas di sektor pertanian.