MALANG, (desanews.id) – Pergerakan tanah labil dirasakan masyarakat Dusun Ganten, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Tercatat ada 68 jiwa dari 18 KK di RT 22/RW 08 Dusun Ganten terdampak. Keretakan rumah terlihat di rumah sejumlah warga karena terjadinya pergerakan tanah
Menanggapi peristiwa itu, BPBD Kabupaten Malang langsung meninjau lokasi, guna mengetahui potensi ancaman yang ditimbulkan keretakan tanah dampak pergerakan tanah. Dikhawatirkan ada pergerakan tanah susulan yang mengakibatkan korban jiwa
Ada 18 rumah dan 1 musala yang mengalami keretakan dampak dari peristiwa itu. Sebanyak 2 KK mengungsi ke rumah kerabatnya. Sedangkan sebagian besar warga terdampak lebih memilih bertahan di rumahnya.
Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono memperingatkan warga yang masih bertahan di rumahnya, tetap waspada. Sejumlah personil gabungan juga telah dikerahkan untuk melaporkan kondisi dan perkembangan di lapangan secara berkala selama 24 jam. Pihaknya pun hingga kini masih melakukan kajian lebih dalam untuk mengetahui penyebab retakan tanah.
Terus Lakukan Pemantauan
“Kami terus melakukan pemantauan dengan pemerintah desa, masyarakat dan relawan setempat. Juga sudah dilakukan survei lokasi penempatan shelter apabila diperlukan lokasi pengungsian,” ujar dia.
Lebih lanjut agar tidak menyebabkan korban jiwa, pihaknya juga akan melakukan evakuasi warga. Selain itu kegiatan di kawasan tersebut juga dibatasi mengingat tanah masih labil dan kapan saja dapat ambles. Sadono mengaku pihaknya tengah melakukan kajian lebih dalam.
“Kami juga terus memantau terlebih ketika hujan dengan intensitas tinggi datang. Lalu kita juga menghimbau untuk segera melaporkan pada pihak yang berwenang ketika mengetahui adanya kejadian menonjol pergerakan tanah maupun longsor disekitar lokasi kejadian,” tegas dia.
Sementara itu salah satu warga terdampak, Sukemi mengaku dirinya sempat merasakan adanya pergerakan tanah ketika hujan turun. Tanah yang berada di dapur miliknya tiba-tiba terasa gembur ketika diinjak pada Selasa kemarin (16/2).
Mengetahui hal tersebut, akhirnya ia melaporkan ke pemdes dan diminta untuk mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak terdampak bencana pergerakan tanah.
“Waktu itu saya ke dapur hendak memberi makan bebek namun tiba-tiba tanahnya seperti lumpur karena gembur. Akhirnya dilaporkan ke pemdes dan diminta untuk evakuasi ke rumah saudara yang tidak terdampak bencana pergerakan tanah,” terang Sukemi,
(jok/mon)