Surabaya, (desanews.id) – Sepanjang 2020, volume ekspor perikanan Jawa Timur (Jatim) mencapai angka 31.000 ton dengan nilai USD164,23 juta. Terbanyak yakni udang dengan volume 5.228 ton senilai USD51,58 juta. Disusul tuna dengan volume 3.749 ton senilai USD22,10 juta.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim Gunawan Saleh mengatakan, hasil laut dan perikanan khususnya udang paling banyak dipasok untuk negara-negara Eropa. Sementara tuna kebanyakan diekspor ke China dan Jepang.
“Selama masa pandemi, udang melejit ekspornya. Karena India tidak bisa ekspor,” katanya, Jumat (19/2/2021).
Dia menambahkan, jika biasanya petambak udang masih banyak persyaratan untuk ekspor, selama pandemi justru eksportir jemput bola mencari udang hingga ke petambak. Ukuran yang biasanya diminta hanya jumbo, namun saat ini semua ukuran tak jadi masalah. Bahkan, mereka kerap bayar di muka.
“Udang menjadi primadona. Selama ada penerbangan kita langsung kirim,” katanya.
Untuk itu, dia mendorong peningkatan produksi udang di Jatim. Khususnya untuk jenis udang vaname. Pasalnya, saat ini tengah gencar budi daya udang vaname dengan media terpal. Dengan modal yang cukup terjangkau, keuntungannya bisa 100%.
“Budidaya udang vaname mudah. Hanya butuh air asin saja. Bahkan, sekarang banyak yang budidaya di terpal-terpal. Hanya dengan waktu tiga bulan, udang sudah bisa dipanen,” katanya.
Sampai 2024 mendatang, Jatim sesuai dengan arahan pemerintah pusat berupaya meningkatkan produksi hingga 250% untuk udang. Oleh sebab itu, pembinaan dan upaya mendorong peningkatan produksi tengah gencar dilakukan.
“Saat ini banyak produsen udang ada di sepanjang pesisir baik utara dan selatan. Di negara tujuan, udang kita banyak dipakai untuk hidangan di hotel dan restoran,” kata Gunawan.
(Yud/dn)