Ngantang (DesaNews.ID) – Satu lagi, anak muda yang membuktikan bisa sukses menjadi petani.
Arief Fidyono (33), petani milenial asal Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sukses mengembangkan komoditas kopi. Omzet bisnis kopinya rata-rata lebih dari Rp100 juta tiap pertahun.
Selain mampu menjual kopi hingga 19 ton pertahun, Arief juga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu dan pemuda di daerahnya.
Mereka dilibatkan untuk membantu dalam proses pasca panen mulai dari sortasi buah, fermentasi, sortasi biji, sangrai, packing, hingga promosi dan pemasaran.
Arief memberi nama kopinya dengan merk “Kopi Lereng Kukusan”. Kopi ini memiliki kualitas premium.
Kopi yang ditanam di lereng Gunung Kukusan dengan ketinggian 1.300 mdpl, memiliki rasa kopi yang khas dan berkarater.
Kopi Lereng Kukusan dibudidayakan oleh Arief bersama Kelompok LKDPH Wonoasih.
“Saya menanam kopi mulai tahun 2014 sampai sekarang,” ujar Arief ketika di temui DesaNews.ID di Kebunya.
Dalam prosesnya, Arief menuturkan, awalnya budi daya dan pengembangan usaha kopi tidaklah mudah. Pada awalnya, Kelompok LKDPH menjual kopi dalam bentuk buah cerry. Oleh tengkulak hasil panen Heri dan kawan-kawan dihargai Rp5.000 per kg untuk kopi jenis Robusta dan Rp8.000 per kg untuk jenis Arabica.
“Kami menjual kopi dalam bentuk buah cerry karena tidak memiliki pengetahuan serta peralatan pasca panen,” kenang Arief.
Pelan tapi pasti, Arief yang ditugasi oleh Kelompok LKDPH di bagian pasca panen dan pemasaran, kini membuktikan dapat menghasilkan kopi dengan berbagai jenis olahan mulai dari natural, semiwash, fullwash, wine dan honey baik robusta maupun arabika. Semua hasil panen kopi anggota kelompok LKDPH dibeli oleh Heri untuk diproses hingga menjadi kopi yang enak dan nikmat,
(Jok/Yud)