BPP Model Kostratani Sugio, Lakukan Sosialisasi Pupuk Subsidi

Lamongan, (DesaNews.ID) – Teknis Pelaksana Penyuluh Pertanian Desa Sukodadi melalui BPP Kostratani Kecamatan Sugio yang berada diwilayah pendampingan BBPP Kota Batu, mengadakan pertemuan kegiatan sosialisasi penebusan dan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk bersubsidi, Kamis (7/1/2021).

Kegiatan ini, bertempat di BPP Model Kostratani yang dihadiri oleh Camat, Kapolsek, Danramil, serta kios penyalur pupuk dan kelompok tani di wilayah kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.

Selaku Koordinator Wilayah BPP (Korwil) Kecamatan Sugio Sumadi, menyampaikan bahwa saat ini di wilayah kecamatan Sugio sudah selesai tanam. Adapun luas tanaman padi 5383 Ha, Jagung 519 Ha, bawang merah seluas 17 Ha dan tebu seluas 200 Ha.

IMG-20210108-WA0222

“Dari total jumlah keseluruan luas tanam di wilayah Kecamatan Sugio adalah 6119 hektar ditambah dengan kawasan LMDH seluas 315 hektar,” terang sumadi

Suwadi juga menejelaskan, bahwa Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr, selaku
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) mengatakan bahwa, Pupuk itu salah satu sarana produksi yang sangat penting untuk pertanian.

“Oleh sebab itu Pemerintah selalu alokasi anggaran besar dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi para petani, agar petani mendapat pupuk berkualitas,” katanya.

Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2020 di Kecamatan Sugio menurut Suwadi, terdiri dari pupuk Urea sebanyak 2.635 ton, untuk pupuk phonska sebanyak 2548 ton.

“Sedangkan pupuk SP36 sebanyak 203 ton, sedangkan pupuk ZA sebanyak 1654 ton. Sedangkan pupuk pertroganik sebanyak 1396 ton,” paparnya.

Iapun menambahkan menurut Permentan 49/2020 yang mengatur HET pupuk subsidi. Bahwa harga pupuk urea yang semula Rp 1.800/Kg naik Rp 450 menjadi Rp 2.250/Kg, kemudian pupuk SP-36 semula Rp 2.000/Kg naik Rp 400 sehingga menjadi Rp 2.300/Kg.

“Sedangkan, pupuk ZA mengalami kenaikan Rp 300 dari Rp 1400 menjadi Rp 1.700/Kg dan pupuk organik granul naik sebesar Rp 300 dari semula Rp 500/Kg menjadi Rp 800/Kg.
Sementara pupuk NPK phonska yang tidak mengalami kenaikan HET dan tetap Rp 2.300/Kg,” papar Suwadi.

IMG-20210108-WA0223

Suwadi menjelaskan dengan jelas bahwa, himbauan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang kerap mengingatkan petani agar tidak terlalu bergantung pada pupuk buatan karena berpeluang mengikis biaya operasional bercocok tanam.

“Jangan terlalu bergantung pada pupuk kimia. Pupuk organik lebih bagus. Petani harus belajar dan membiasakan tidak bergantung pada subsidi pupuk, walau pemerintah selalu menyediakan anggaran besar pupuk subsidi untuk petani,” pungkas Suwadi.

Ditempat yang sama Camat Sugio Jarwito, SH, menyampaikan banyak – banyak terimakasih kepada seluruh petani sebagai garda terdepan dalam ketahanan pangan nasional.

“Bukan cuman pertanian saja, saya juga berharap petani yang mempunyai ternak sapi agar memanfaatkan kotoran sapinya, baik kotoran padat dan kotoran cair atau seni, agar dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik dan diberikan kepada tanaman agar produksinya pertanian bisa ditingkatkan dan lingkungan juga bersih dari limbah ternaknya,” pungkasnya.

AKP Ali Fathoni, selaku Kapolsek Sugio mendukung penuh apa yang jadi trobosan Menteri Pertanian, dan sudah saatnya agar kita tidak selalu ketergantungan pada pupuk kimia, sebab dampak dari pupuk kimia juga  kurang bagus, tanah kita jadi rusak.

“Oleh sebab itu, saya berharap tidak ada permasalahan terkait kekurangan pupuk, agar pupuk diminit dengan baik, sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk,” singkat Kapolsek.

Bukan cuman dari jajaran Kepolisian yang mendukung progam Kementrian Pertanian, jajaran TNI pun tidak tinggal diam, Danramil 0812/13 Sugio Kapten Inf Budi Santoso mengatakan, kita harus ikuti saja program pemerintah, supaya pendistribusian pupuk lancar, jika mengacu pada tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat dan tepat waktu.

“Saya Pastikan jika itu diterapkan maka semua akan berjalan lancar,” singkat Danramil,

(Ctur/4rdy)

Leave a Reply