Pasuruan, (DesaNews.ID) – Petani di beberapa wilayah Kabupaten Pasuruan menjerit. Pasalnya, mereka kebingungan mencari Pupuk Urea Bersubsidi.
Saat ini pupuk minim sejak beberapa pekan terakhir, yang ada tinggal Pupuk Non Subsidi dengan harga begitu tinggi, hingga di rasa tak seimbang dengan hasil panen yang diperoleh.
Informasinya, Pupuk Bersubsidi ditingkat kelompok tani ada. Namun tidak bisa mencukupi kebutuhan para petani.
“Seperti halnya di toko penyalur, tetapi harga pupuk urea non subsidi harganya sampai 285.000 per 50 Kg,” Ungkap Sulvia, petani Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan ke awak Media, Jumat (18/12/20) siang.
Lain halnya dengan Putra, warga Desa Martopuro, Purwosari menyampaikan kalau harga Pupuk Urea Bersubsidi rendah harganya, sebab sudah ada patokan harga yang ditentukan saat mau membeli, yaitu Urea Rp100.000, Pupuk Z.A Rp80.000, Ponska Rp100.000.
“Harga pupuk non subsidi saat ini yaitu Rp 285.000 per 50Kg, sedang SP 125.000 per 50Kg dan Phonska 125000 per 50 Kg,” Cetus Putra.
Awak media, mencoba menemui ketua kelompok tani yang berada di Kecamatan Purwosari, Pendik. Ia menjelaskan tentang informasi kuota Pupuk Bersubsidi saat ini terbatas.
Menurut Pendik, mulai bulan ini kalau menebus pupuk harus menggunakan kartu tani.
“Kartu tani dari awal belum bisa dipakai, sebab belum bisa dijalankan sistemnya dan terbatas pembeliannya,” Ujar ketua kelompok tani.
Kalau membeli pupuk harus pakai kartu tani nantinya. Cuma sekarang masalahnya sedikit dan terbatas,” Jelasnya.
Masih menurut Pendik, petani saat ini semakin tercekik masalah pupuk, dan keberadaannya semakin susah. Sebab harga jual beras juga tidak naik.
“Harga panen kalau jadi beras cuma Rp 9000 per Kg, ditambah saat mau cari pupuk sangat sulit dan saat panen harganya tidak naik,” Pungkas Pendik.
Para petani yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan berharap ke pemerintah pusat, supaya Pupuk Bersubsidi tidak di kurangi.
Kini para petani resah dan curiga adanya penyimpangan pupuk bukan pada petani, tapi pada para pemilik modal, dan petani tidak pernah menimbun.
Awak media mencoba menghubungi salah satu Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan melalui nomor selulernya. Namun masih belum ada jawaban yang pasti.
“Nanti saya kirimkan ke Kasi yang membidangi pupuk ya,” Ungkapnya.
Meski ada anjuran memakai Pupuk Organik yang memang diakui bagus. Tapi petani sangat sulit menerapkan saat ini, dan kini petani butuh solusi dari pemerintah, bukan janji-janji manis.
Menurut para petani, Pupuk Organik untuk campuran memang bisa. Tapi untuk menggantikan Urea rasanya tidak mungkin, karena petani saat ini telah bergantung pada Pupuk Urea,
(Hum/red)