Bondowoso, (desanews.id) – Gunung api memberikan gambaran yang sangat mengerikan bagi masyarakat. Tetapi, gunung api juga mampu menyediakan sumber daya alam yang melimpah seperti mata air, mineral dan tentunya pemandangan yang sangat indah bila kita menjelajahinya.
Salah satu gunung api yang masih aktif adalah gunung Ijen. Gunung yang termasuk salah satu destinasi wisata yang berada di 3 kabupaten yaitu, kabupaten Situbondo, kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Bondowoso, provinsi Jawa Timur. Dengan ketinggiannya mencapai 2.368 meter di atas permukaan laut.
Kawah ijen ini berada dalam wilayah cagar alam Taman Wisata Ijen. Buat yang ingin mencapai puncak kawasan gunung ini, jangan lupa kondisi fisik harus prima, karena rute yang akan dilalui cukup melelahkan.
Jauh dan tentu saja akan menguras tenaga, tapi kelelahan itu pasti akan terbayar ketika sampai dan memijakkan kaki pertama kalinya di puncak Gunung Ijen ini. Hamparan kawah yang sangat menakjubkan akan terlihat di depan mata di tambah lagi dengan suasana yang masih sangat hijau, membuat mata dan pikiran menjadi sejuk dan sesaat akan menghilangkan rasa penat.
Sebelum sampai ke puncak, suguhan dari Desa Sempol kecamatan Ijen kabupaten Bondowoso cukup membuat takjub, hamparan memanjang yang nampak hanya batu batu telah dirubah mejadi sebuah perkampungan yaitu Kampung ternak terutama jenis Kambing BUR.
Menurut Sugeng petugas lapang dari Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso populasi ternak mencapai 20.000 ekor. Meskipun manajemen pengelolaan masih bersifat tradisional dengan pemberian pakan hijauan berupa daun Lamtoro, para peternakan juga sudah piawai seperti penyuntikan dan lain-lain dan ini nampak dari kondisi ternak yang bersih dan gemuk.
Sebagai peternakan rakyat, ini bisa menjadi kunci penting dalam pemberdayaan sumber daya lokal dalam menjamin keberlanjutan produksi peternakan. Kedepan barangkali desa Sempor dapat dijadikan korporasi peternakan. Karena wadah tersebut sangat diperlukan untuk kemajuan peternakan ke depan, sisi lain disamping memiliki kawasan peternakan juga sangat memungkinkan adanya gabungan dari sentra-sentra peternakan dan komponen pendukungnya. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing wilayah/desa Sempol.
Sejalan dengan harapan Kementerian Pertanian tumbuh kembangnya koorporasi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, korporasi petani merupakan kelembagaan ekonomi petani yang berbadan hukum dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani.
“Korporasi petani bukan sekadar bertumpu pada produktivitas dan kualitas produksi pertanian, namun lebih banyak ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia menjalankan bisnis yang profit oriented,” kata Dedi.
Untuk mendukung hal tersebut, BPPSDMP menopang kesiapan dalam aspek sumber daya manusia (SDM) pertanian.
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Dr. Wasis Sarjono saat kunjungan kerja dan berdialog dengan para peternak lebih dari 60% dihuni oleh generasi milenial, mengatakan Pengembangan kawasan peternakan dapat memperkuat sistem usaha peternakan secara utuh dalam satu manajemen kawasan, sekaligus dapat memperkuat kelembagaan peternak dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana dan sarana publik, permodalan, hingga dalam hal pengolahan dan pemasarannya.
Jika hal itu dapat diwujudkan, maka rantai pasok suatu produk hasil peternakan dapat terkoordinasi dalam keseluruhan proses sejak dari penyiapan awal proses produksi, serta penyaluran produk hingga ke konsumen, mulai dari proses penyediaan input, proses produksi, transportasi, pergudangan, distribusi, hingga penjualan dan pengirimannya ke masyarakat sebagai konsumen,”paparnya.
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam upaya melakukan bimbingan terhadap peningkatan kualitas SDM di Sempol yang pertama berkaitan dengan ketersediaan bahan baku pakan yaitu kulit kopi yang belum termanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan yang dapat dijadikan konsentrat. Yang kedua limbah kambing yang belum diolah sebagai nilai tambah.
Sumber ; Tata Sukmana