Petani Food Estate Raih 6 Ton per Hektare Siap di Panen

Kalteng, (desanews.id) – Para petani padi di wilayah Food Estate Kalimantan Tengah (Kalteng) bersiap melakukan panen. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng Syamsuddin menuturkan, rata-rata hasil panen akan mendapatkan 4-6 ton/hektare (Ha).

“Kami sudah melihat kondisi lahan dan pertanaman, dan siap dilakukan panen pada minggu pertama Februari sekitar 200-250 hektare,” kata Syamsuddin melalui keterangan tertulisnya, Minggu (31/1).

Beberapa petani telah melakukan panen seperti petani di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng mampu memperoleh hasil sekitar 6,4 ton per Ha, dengan begitu hasilnya cukup memuaskan.

“Varietas yang kami tanam Inpari 42 dan Alhamdulillah hasilnya meningkat daripada kemarin. Hasil panen ini juga siap kami gunakan sebagai benih,” ungkapnya.

images (5)

Namun, Syamsuddin menambahkan bahwa di beberapa titik hasil kurang memuaskan, karena faktor iklim yaitu padi roboh, sehingga petani panen di awal dan hasil tidak maksimal.Terkait robohnya tanaman padi di beberapa titik tersebut, Syamsuddin menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada petani untuk melakukan tanam pindah yang dapat memperkuat perakaran tanaman sehingga memperkecil kemungkinan roboh.

“Namun beberapa masih terbiasa dengan cara tanam tabur sehingga tanaman tidak mampu menahan terpaan angin sehingga tanaman roboh dan panen harus dipercepat,” lanjutnya.

Petani di Kawasan Food Estate sendiri mendapatkan pendampingan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sehingga seluruh wilayah yang menjadi lokasi Food Estate dapat mencapai hasil yang maksimal.

“Kami akan terus mengawal dan memberikan pendampingan sesuai rekomendasi tim, seperti perlakuan lahan, cara tanam dan budidaya sehingga hasil dari pertanaman dapat optimal,” ujarnya.

Syamsuddin menambahkan bahwa pemilihan varietas yang ditanam di lokasi tersebut adalah preferensi dari para petani, seperti varietas Inpari 32 dan Inpari 42 yang sudah cukup lama dikenal dan ditanam para petani di wilayah tersebut.

“varietas tersebut menjadi primadona karena memiliki rendemen beras tinggi dan saat ini harga gabah konsumsi mencapai Rp5.300/Kg,” tambah Syamsuddin,

(Dn/kr3/kk5)

Leave a Reply