Malang, (desanews.id) Direktur utama Jertanmus IFS Indonesia Nanda Budi Prayoga bersama petani binaan ya terus mempersiapkan kawasan pertanian dengan budidaya integrated farming yang dikembangkan petani di Desa Ngantru, Sidodadi, dan Pagersari , Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.
Pertanian integrasi ini meliputi budidaya Jeruk, Bawang Merah, Cabai, Jahe, dan Tomat, sekaligus Kambing, sebagai kebutuhan dasar pupuk organik dalam satu kawasan berbasis korporasi. Nanda mengatakan model pertanian ini merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan produksi dan secara holistiknya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dan ini adalah perintah ide Strategis Pak Mentan.
“Selain akselerasi produksi, kita wujudkan juga sampai pada tahap hilirisasi (industri) untuk menghasilkan pangan berkualitas ekspor nantinya. Pertanian integrasi ini tidak hanya di lokasi ini, tapi kita inginkan ada di setiap kecamatan hingga menjadi percontohan nasional yang terbangun proses bisnisnya sampai di ujung,” ujarnya Minggu 28 Maret 2021.
Jebolan Universitas Telkom Bandung, prodi S1 Teknik Informatika menuturkan, integrated farming juga merupakan terobosan meningkatkan indeks pertanaman jeruk menjadi 6 panen dalam setahun. Pola JertanMus IFS Indonesia ini harus terbangun di semua wilayah Indonesia sehingga pencapaian produksi buah jeruk dan sayur mayur naik tajam.
“Binaan JertanMus IFS Indonesia Tanaman Pangan saya perintahkan pola JertanMus budidaya Jeruk harus masif, ada di semua kecamatan. Ini kita mulai kenalkan konsep integrated farming menuju zero waste sehingga pangan kita semakin kuat dalam tantangan apapun,” tuturnya.
“Kita akan bikin konsep pertanian berbasis korporasi dan industri kerakyatan yang lebih kuat. Semua produk pangan baik tanaman pangan, perkebunan dan peternakan kita bangun untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Kita bangun di seluruh Kabupaten Malang,” imbuh Nanda.
Sementara itu, Kepala Desa Pagersari Bambang, mengapresiasi perhatian Petani milenial yang terus bergerah sesuai arahan Pemerintah, dalam menggelontorkan pilot project integrated system farming di Kecamatan Ngantang. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa dan mendorong generasi muda terjun ke pertanian secara maju.
“Semoga kita terus mengembangkan sektor pertanian untuk selalu membela negara. Terima kasih atas bantuan Pak Menteri Pertanian yang telah memberikan banyak kebijakan. Pertanian adalah sektor penyumbang ekonomi paling top di tengah pandemi COVID-19,” jelasnya.
Ka Balitjestro Dr Harwanto menambahkan Kementan fokus mendorong pengembangan pola integrated farming ini melalui pemberian bantuan KUR, bantuan bibit dan sarana produksinya lainnya hingga aspek hilirisasinya. Pola ini menjadi model untuk dikembangkan di semua daerah sehingga ketahanan pangan nasional terbangun secara menyeluruh.
“Integrated farming juga artinya diarahkan berbasis zero waste. Artinya penggunaan eksternal input diminimalisir, apa yang ada di dalam insitu diputar agar efisien di sisi input. Mengoptimalkan potensi yang ada dihasilkan petani itu sendiri,” pungkasnya.
(Ardy)