Jakarta, (desanews.id) Kementrian Pertanian (Kementan) terus berupaya melakukan pengembangan kawasan Food Estate berbasis hortikultura.
Salah satunya kawasan pengembangan Food Estate Sumatera Utara berlokasi di Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Saat ini terdapat 215 hektare lahan di Desa Ria-Ria yang digarap untuk penanaman bawang merah, bawang putih dan kentang. Bahkan sudah ada area bawang merah yang panen di Februari 2021 ini.
Direktur Jenderal HortikulturaKementan Prihasto Setyanto menyebutkan keseluruhan Food Estate tahap pertama ini dikelola oleh petani Humbang Hasundutan. Selanjutnya, segera dibuka lagi lahan seluas 785 hektare untuk pengembangan Food Estate.
“Total area Food Estate yang akan kami kembangkan adalah 1.000 hektare,” kata Prihasto.
Menurutnya, ada lahan 215 hektare yang sudah dikerjakan pada 2020. Sisanya 785 hektare sedang disiapkan CPCL-nya.
“Insyaallah dalam waktu dekat CPCL sudah siap. Begitu siap, para investor sudah bisa masuk langsung. Tentunya para investor ini akan bekerja sama dengan petani,” papar Prihasto.
Petani bawang merah asal Desa Ria-Ria, Mariono Siregar mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kementan seraya memamerkan hasil panennya.
“Terima kasih kepada pemerintah karena Food Estate ini sangatlah membantu kami. Ini bawang yang baru saya panen, kualitasnya sangat bagus. Harganya Rp 10 ribu per kilogram rogol basah,” ungkapnya.
Terkait hasil panen, petani lain bernama Hotni Sihombing sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang berkeluh kesah di media sosial atas nama petani.
Mereka beropini bahwa hasil panen bawang dan kentang semuanya layu dan menguning. Padahal kenyataannya tidaklah begitu.
“Kita (petani) ini sudah dibantu pemerintah mulai dari Presiden Jokowi, bupati, Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), dan bupati. Apa tidak senang seperti ini? Dibantu pupuk, obat-obatan, uang harian sampai benih,” katanya.
“Kurang apa lagi? Mereka yang beropini buruk itu mungkin tidak punya lahan di Food Estate ini. Intinya kami senang dibantu seperti ini oleh pemerintah,” tambahnya.
Saat ini lahan bawang merah, bawang putih dan kentang di Food Estate Desa Ria-Ria sudah tumbuh dengan subur.
Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri kalau ada beberapa bedeng yang tumbuhnya kurang baik. Hal ini dikarenakan cuaca yang ekstrem.
Pada kondisi yang lembab, berkabut, atau curah hujan tinggi, cendawan akan membentuk massa spora yang sangat banyak dan bisa menginfeksi daun.
Akibatnya, lapisan luar daun menjadi layu dan mengering, bahkan bisa juga mengakibatkan umbi membusuk.
Selain cuaca, faktor tanah yang belum matang atau tanah garapan baru juga dapat berpengaruh pada kesuburan tanaman.
Menurut Prihasto, dalam pengembangan kawasan di Sumatera Utara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengarahkan pembangunannya ke model industri hulu-hilir, termasuk pascapanen, sehingga nantinya akan ada marketplace seperti pasar modern.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian SYL ke saya, target Food Estate berbasis hortikultura ini akan difokuskan pada peningkatan luas tanam dan produksi komoditas bawang merah, bawang putih dan kentang. Sehingga dapat memperkuat kerja sama dan sinergi antar petani dengan stakeholders terkait,” jelasnya.
Lebih lanjut, doktor ilmu tanah dari Universitas Putra Malaysia itu menuturkan bahwa Kementan akan meningkatkan kapasitas petani dengan membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), untuk pengembangan komoditas hortikultura dan pengadaan benih hortikultura bermutu.
Pembangunan Food Estate berbasis hortikultura ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian petani di Sumatera Utara.
Prihasto sangat optimistis bahwa program superprioritas Kementan ini akan menjadi pembangkit kesejahteraan petani.
Ke depannya, lokasi Food Estate di Desa Ria Ria juga bisa dikembangkan menjadi area agro edu wisata karena lokasinya yang didukung oleh pemandangan alam yang cantik dan indah,
(jr1/dn)