KULON PROGO, (desanews.id) – Padi Inpari Nutri Zinc adalah hasil rakitan anak bangsa dengan kandungan tinggi Zinc. Hal ini sejalan program prioritas Pemerintah untuk menekan stunting serendah-rendahnya dengan target 14 persen pada tahun 2024. Diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan kekerdilan atau stunting yakni kurangnya konsumsi gizi zinc (Zn) yang terjadi di masyarakat, utamanya pada anak-anak.
Tahun 2020 merupakan awal mula program budidaya padi kaya gizi (biofortifikasi) dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Pada tahun 2020 Kementan telah menanam seluas 10.000 hektar (ha) yang tersebar di 9 provinsi yaitu Provinsi Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Maluku dan Papua.
Program ini dilanjutkan lagi tahun 2021 dengan target 46.000 hektar yang diutamakan di wilayah Indonesia Timur seperti NTT. Beberapa wilayah sudah menunjukkan hasilnya seperti di Kabupaten Kulon Progo. Hasilnya sangat menggembirakan dimana produktivitas padi cukup tinggi mencapai 9,4 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP).
“Ini sebuah prestasi yang luar biasa. Karena jika dikonversi mencapai 8,8 ton per hektar Gabah Kering Giling (GKG),” ucap Aris Nugroho, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Senin (15/3/2021). Lebih lanjut kata Aris, perolehan itu melebihi rata-rata kabupaten sekitar 6,5 ton per hektar GKG.
Padi yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Ngudi Mulyo di Dusun Mrunggi, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih ini diakuinya sebagai salah satu varietas unggulan.
Terlebih di Kulon Progo, padi jenis ini digunakan sebagai upaya menurunkan angka stunting bagi ibu hamil dan balita dengan umur di bawah 1.000 hari kelahiran. Dikarenakan terdapat kandungan zinc yang lebih tinggi daripada varietas lain.
Diungkapkan Aris, selain dikonsumsi, padi NutriZinc bisa juga dijual ke gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang digunakan sebagai suplai bantuan sosial (bansos) melalui e-warung.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi pun menyatakan saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Mentan Syahrul Yasin Limpo telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi zinc 6 persen lebih tinggi daripada varietas padi Ciherang.
“Oleh karena itu, diharapkan Inpari IR Nutri Zinc dapat berperan mengatasi kekurangan gizi Zn yang banyak terjadi di Indonesia. Inpari IR Nutri Zinc sebagai produk biofortifikasi menjadi salah satu komponen dalam program prioritas nasional untuk mengatasi stunting,” demikian diungkapkan Suwandi di Jakarta, Selasa (16/3).
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan Kementan membutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk para produsen benih, perguruan tinggi dan penggilingan padi dan instansi pemerintah di berbagai sektor baik di pusat maupun daerah untuk mempercepat penyebaran dan pemanfaatan padi kaya Zn ini dalam mengatasi Stunting.
Sebagai informasi, sesuai deskripsi varietas Padi Nutri Zinc ini memiliki kadar amilosa 16,6% dan potensi kandungan Zn 34,51 ppm (8 ppm lebih tinggi daripada varietas yang umum dibudidayakan petani seperti Ciherang 24,06 ppm). Selain kaya nutrisi, varietas ini juga memiliki produktivitas tinggi, tahan WBC, Blas, dan Tungro, serta rasa nasi enak, pulen.
“Jika hal ini dapat diedukasikan kepada masyarakat di Kulon Progo secara luas, maka nilai jual benih Nutri Zinc bisa lebih mahal dari benih padi yang biasa dan mempunyai nilai tambah bagi petani produsen,” ujarnya.
Pewarta : Tata Sukmanan