Boyolali, (desanews.id) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berkomitmen memperkuat pengembangan integrated farming berbasis korporasi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dengan memberikan bantuan bibit kelapa genjah, jeruk, itik dan sarana pertanian lainnya.
Dirinya berharap, Kabupaten Boyolali bisa menjadi salah satu penggerak utama sektor pertanian di wilayah Jawa dan menjadi contoh bagi daerah lainnya.
“Hari ini saya bersama Wakil Bupati Boyolali melakukan upaya upaya optimasi semua lahan yang ada di Kabupaten Boyolali lebih khusus lahan 5.000 hektar yang kita konsentrasi membenahi mulai dari varietas benihnya, pupuk dan tentu obat obatan, serta pengendalian hama yang ada,” ujar SYL saat meninjau lahan pertanian di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, (5/3/2021)
Dia menjelaskan selain melakukan gerakan pengendalian hama, Kementan juga turut menggulirkan program padat karya seperti memperbaiki irigasi saluran-saluran atau gorong-gorong yang ada. Lahan eksisting juga akan dioptimalisasikan sehingga hasilnya lebih baik dan ini juga yang sedang dicoba pemerintah Boyolali untuk dikembangkan.
“Kedua masyarakat Boyolali tidak hanya hidup dari padi, jagung dan kacang-kacangan. Kita juga menurunkan di sini, di beberapa tempat rakyat harus bisa mengembangkan perkebunan kelapa di lahan lahan yang ada,” sebutnya. “Sebanyak 20 ribu kelapa bisa dijadikan skala ekonomi pada saatnya ada sekitar 2,5 tahun lagi, kita bisa menghasilkan minyak kelapa, menghasilkan sabuk kelapa, briket dari tempurung kelapa, airnya jadi nata de coco yang besok bisa menghasilkan,” imbuh SYL.
Tak hanya itu, SYL pun menyebutkam Kementerian Pertanian (Kementan) juga menggulirkan penanaman jeruk. Tentunya ini menjadi peluang komoditi hortikultura untuk melakukan pendekatan sehingga kebiasaan masyarakat yang sebelumnya hanya 1 komoditi untuk menghidupinya sekarang ada itik, jeruk dan lainnya dengan percontohan.
“Sandaran lain yang kita harapkan dilakukan kabupaten seluruh Indonesia terutama Boyolali ini adalah penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) yang memang Presiden RI, Joko Widodo sudah siapkan untuk petani kita,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengapresiasi pendampingan Mentan SYL untuk pertanian Kabupaten Boyolali. Tidak hanya itu, bantuan-bantuan juga digulirkan Kementan kepada petani Boyolali yang menambah semangat petani. “Sekitar 30 persen dari masyarakat Boyolali merupakan petani dengan komoditas unggulan diantaranya padi,jagung,pepaya, bawang merah,cabai, kencur dan jahe dan tentu saja susu sapi,” ucapnya.
Wahyu memaparkan total luas panen padi 2021 ditargetkan 49 ribu hektare dengan produksi 280 ribu ton gabah kering atau setara dengan 161 ribu ton beras dengan jumlah penduduk Boyolali sebanyak 1 juta orang. Apabila indeks konsumsi beras rata-rata 117.500 ton maka Boyolali akan menyumbang stok beras nasional sebesar kurang lebih 44 ribu ton. Dirjen Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengaku akan membangun industri kelapa guna mengembangkan produk hilirnya, sehingga akan menambah dan meningkatkan pendapatan para petani. “Nantinya petani tidak lagi menjual kelapa dalam produk kopra, tetapi sudah berbentuk nata de coco, briketbarang, minyak kelapa, maupun sabutnya”, ujarnya.
“20.000 benih kelapa genjah entog yang akan dikembangkan dalam bentuk korporasi, sangat mampu untuk menjalankan satu industri. Untuk itu, kita akan bangun satu industri kelapa disetiap kawasan integrated farming. Agar benih yang kita berikan benar-benar dimanfaatkan dengan baik dan memberi nilai tambah”, kata Kasdi.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan Kementan akan terus mendorong upaya-upaya dalam mengakselerasi petani dengan mengembangkan korporasi petani di Kabupaten Boyolali. Tahun 2021, Kementan menggulirkan bantuan dengan total 9,35 miliar diantaranya benih padi, alat pra dan pasca panen, bantuan pengembangan kawasan alpukat, jeru, aneka cabai, ternak itik, pakan serta bantuan padat karya.
Hadir pada kegiatan ini Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, Anggota Komisi III DPR RI, Eva Yuliana, Anggota DPD RI, Denty Eka Widi Pratiwi, Kepala Pertanian Jawa Tengah, Suryo Banendro, dan jajaran eselon I Kementan.
(trio/dn)