Jakarta, (desanews.id) Penambahan tenaga SDM Pertanian melalui pengangkatan penyuluh pertanian PPPK akan memperkuat jajaran SDM di lapangan. Dengan demikian sektor pertanian akan mengalami kemajuan dan terus berkembang.
Sebanyak 9.514 orang penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia yang diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengikuti kegiatan Coaching Penyuluh Pertanian. 200 orang penyuluh dari wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten dilakukan secara tatap muka dengan mengikuti prosedur kesehatan sementara sisanya sebanyak 9314 secara online
PPMKP Ciawi, Senin, 5/03.
Kegiatan yang dibuka
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dihadiri Pejabat eselon 2 lingkup Kemententerian Pertanian, Kadinas Tanaman Pangan dan Hortikuktura propinsi Jawa Barat dan Banten, Ketua Umun Kontak Tani Nasional, Ketua Umum Penyuluh Pertanian Indonesia, Ketua Komisi Penyuluh Pertanian Nasional, Ketua Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia serta Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Ir. Bustanul Arifin Caya M.DM mewakili Kepala Badan PPSDMP sebagai inisiator kegiatan tersebut menyampaikan bahwa terkait dengan progres PPPK sebanyak 11.540 orang yang diusulkan Pemerintah Daerah ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan yang telah menerima SK lengkap dengan Nomor Induk PPPK sejumlah 11.503 orang penyuluh.
“Sedangkan PPPK yang sudah menerima surat pernyataan melaksanakan tugas sebanyak 10.855 orang penyuluh, ” Paparnya.
Lebihlanjut, Bustanul melaporkan bahwa dalam rangka peningkatan kualitas SDM penyuluh Pertanian PPPK, untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyuluh pertanian kepada petani, para penyuluh pertanian PPPK akan terus didorong dan ditingkatkan kapasitasnya untuk mampu memanfaatkan teknologi modern.
“Sehingga akan diperoleh penyuluh pertanian yang tangguh dan siap untuk menumbuhkan pertanian yang maju, mandiri dan modern,” Terasnya.
Sebelum mengakhiri laporan, kapuslatan mengatakan juga bahwa Coaching kali ini dilakukan pertama bina sarana pelatihan bagi penyuluh.
“Kemudian metode penyuluhan diera digital, dan yang ketiga Media Penyuluhan berbasis Aplikasi Desain Grafis,” Jelasnya.
Dalam acara pembukaan dan sekaligus memberi arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan ucapan terima kasih dan memiliki makna yang sangat dalam
“Terima kasih yang utama itu kepada Tuhan, kalian pulang dari tempat ini atau dimana saja, terima kasih kepada Tuhan itu kan ga berpindah debu dari tempatnya tanpa akidahnya,” Jelasnya.
Kalian sudah ditakdirkan seperti ini sudah tentu dibalik semua yang ditakdirkan itu ada tugas, fungsi dan tanggungjawab kita.
“Oleh karena itu orang yang ditinggikan derajatnya kalau dia tahu dan mensyukri nikmat yang ada dan tidak kufur nikmat,” Terang Sahrul.
Saudaraku para penyuluh seluruh Indonesia, kita berada disini tentu tidak terlepas dari doa-doa orang disekitar kita dan terima kasih itu juga harus tidak boleh membuat kita sombong, dalam posisi apapun karena pada akhirnya harus kita pertanggungjawabkan dalam kehidupan ini.
Kitapun mengurus pertanian itu kata SYL, yang penting menembus langit, mengurus pertanian itu mengurus perutnya orang, untuk tidak lapar.
“Sebaik baiknya manusia sebanyak banyaknya mampu memberi manfaat bagi orang lain dan bagi mahluk lain termasuk burung burung yang makan padimu merupakan bagian dari itu,” Katanya.
Lebih lanjut SYL meminta para penyuluh pertanian aktif mengawal dan mendampingi petani. Peran penyuluh, memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
“Pengawalan kita tidak hanya saat on farm, tapi membantu setelahnya. Bagaimana kita memperbaiki pasca panen sehingga losses lebih sedikit. Kita juga harus masuk ke hilirisasi sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai tambah dan bisa dijual dengan harga yang baik”.
Dalam kesempatan itu, SYL juga meminta para penyuluh memanfaatkan teknologi, baik dalam mendampingi petani maupun menjaga kepresisian data pertanian.
“Pertanian tidak boleh salah hitung, tidak boleh salah kalkulasi. Kalau pertanian salah kalkulasi, bisa terancam kehidupan 270 juta masyarakat Indonesia. Senjata bagus, peluru bagus, tapi kalau tidak ada juru tembaknya maka akan sulit,” jelas SYL.
Pewarta ;Tata Sukmana