DesaNews.ID (Malang) – Riaman (49) warga dusun Losari, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang melakukan inovasi unik, dengan membuat akuarium untuk ikan cupang memanfaatkan batang kayu yang sudah lapuk atau keropos. Akuarium buatannya tersebut diberi nama “Akuarium Bonsai Mati”.
Alasan membuat akuarium jenis ini, menurut Riaman semata untuk lepas dari kejenuhan penggunaan model akuarium yang umum. Selama ini akuarium ikan cupang lazimnya menggunakan model soliter.
“Untuk kayu lapuknya saya dapat dari sekitar sungai. Ada yang terpendam di tanah, berserakan, dan hanyut. Bentuk yang bagus adalah yang keropos secara natural. Nantinya akan terlihat guratan alami tanpa pahatan,” tuturnya saat ditemui awak media di kediamannya, Jumat (11/12/2020).
Pria yang dikenal dengan sapaan Riaman Jlangkung ini juga menjelaskan proses pembuatan akuariumnya. Pertama kayu lapuk dicuci terlebih dahulu. Kemudian dilakukan proses pengeringan, dilanjutkan proses perwarnaan (pelitur dan pernis) agar tampil mengkilat.
“Bahan yang dipakai selain kayu lapuk, juga menggunakan botol atau toples kaca bekas. Di samping itu, tambahan bunga sintetis menjadi pelengkap Akuarium Bonsai Mati agar tampilannya lebih menarik. Bunga sintetis saya beli di Pasar Besar Kota Malang. Sedangkan proses perekatannya menggunakan lem G,” paparnya.
Ditambahkan Riaman, yang juga sebagai pemangku Padepokan Tresno Sejati itu, Akuarium Bonsai Mati dibuat khusus untuk jenis ikan berukuran kecil, seperti ikan cupang. Tampilannya yang kompak, membuatnya mudah dipajang di mana saja, serta mudah dibawa dan dipindahkan.
“Saat ini saya sudah membuat 24 buah akuarium. Dan sudah terjual berdasar pesanan sebanyak 13 buah. Sisanya dibagikan sebagai cendera mata kepada teman, kerabat, dan tamu-tamu tertentu. Untuk harganya dipatok mulai Rp50 ribu hingga Rp350 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan,” pungkasnya,
(Hum/Ardy)