Riau (desanews.id)– Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya mendongkrak produksi beras untuk memenuhi kebutuhan beras Riau yang selama ini sebagian besar masih didatangkan dari luar provinsi. Gubernur Riau Syamsuar menargetkan produksi padi Riau naik menjadi 50% dari total kebutuhan beras Riau pada tahun 2024. Jumlah penduduk Riau saat ini 6,39 juta jiwa dengan kebutuhan beras 571.266 ton per tahun, sedangkan produksi hanya 269.334 ton GKG setara beras 153.781 ton atau sekitar 26,9% kebutuhan beras Riau.
Selain mengoptimalkan lahan sawah, Pemda Riau juga melihat potensi lahan kering yang sangat besar untuk meningkatkan produksi pangan. Salah satu yang sudah menjadi kebiasaan petani adalah budidaya padi gogo pada lahan kering.
Beberapa varietas padi gogo lokal telah dibudidayakan masyarakat secara turun-temurun, seperti varietas Kalpatali, Jangkar Durian, Sigudang, Sisungke, Popotali dan Si Kuning (Kabupaten Rokan Hulu); Ona, Pandan Wangi, dan Coku (Kabupaten Kampar), Dara, Kulit Manis, Padi Empat Bulan, Rotan dan Ketitir (Kabupaten Bengkalis), Napal Putih, Napal Merah, dan Coku (Kabupaten Pelalawan). Varietas-varietas lokal tersebut dibudidayakan dengan cara sederhana sehingga menghasilkan provitas yang rendah. Selain itu, varietas tersebut sudah tidak murni lagi, dalam artian sudah bercampur dengan varietas-varietas lain.
Untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya, maka Pemda Riau melalui Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura menggandeng BPTP Riau untuk memurnikan dan melepas varietas padi gogo tersebut.
Hasil Uji adaptasi pada tahun 2020, dari 20 varietas, hanya Jangkar Durian yang menghasilkan ketahanan yang sangat tinggi. Varietas Jangkar Durian menghasilkan mutu daun yang sangat baik (hijau tua) walaupun tidak diberi pupuk N selama 3 bulan, sedangkan 18 varietas lainnya dalam kategori sedang-tinggi (hijau kekuningan – hijau), dan 1 varietas kategori sangat rendah yaitu Varietas Sigudang.
Beberapa padi gogo yang berpotensi untuk dilakukan uji multilokasi antara lain: Silobah, Rotan, Jangkar Durian, Lokun, Kalpatali Rambah Samo, Kuning Kampar, Kuok, Kulit Manis, Napal Merah, Sikuning Kalpatali Rambah Hilir, Sisungke, Siperak, Napal Putih, dan Coku.
“Pada tahun 2021 ini, dilaksanakan uji multilokasi genotipe padi terseleksi, menguji ketahanan padi gogo terhadap aluminium (Al), menguji ketahanan padi gogo terhadap hama dan penyakit” papar Dr. Parlin Sinaga selaku penanggungjawab kegiatan.
“Pertanaman dilakukan pada bulan Maret 2021 pada enam kabupaten yaitu Rokan Hulu, Pelalawan, Kuantan Singingi, Kampar, dan Indragiri Hulu” ujarnya
Kepala BPTP Riau Dr. Salwati menambahkan, setelah uji multilokasi akan diketahui varietas-varietas yang adaptif di lahan kering, selanjutnya akan dilaksanakan perbanyakan benih sebar. Disamping itu, varietas-varietas yang memiliki keunggulan juga akan didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) untuk usulan pelepasan varietas.
Sementara itu, Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry dalam kesempatan terpisah menyampaikan potensi pengembangan padi gogo di Provinsi Riau sangat besar, selain lahan kering, lahan replanting kelapa sawit juga berpotensi untuk mendongkrak produksi padi gogo di Provinsi Riau.