MALANG, (desanews.id) – Gaungan Ketahanan Pangan Oleh Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memiliki arti semangat besar, yang tidak boleh pudar oleh berbagai dinamika dan tantangan zaman, termasuk di masa pandemi Covid-19. Bagi bidang pertanian, momen ini bisa dijadikan waktu untuk menetapkan tonggak sejarah, yang menginspirasi masyarakat Indonesia untuk memulai kesejahteraan pangan.
Hal ini dikemukakan Wahyu Nur Cahaya bersama Adik Adiknya, seorang petani milenial sekaligus penggagas berdirinya Petani Jeruk Tanpa Musim (PJTM) di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Ia mengungkapkan pendapatnya ini karena ia bangga dengan sosok Mentri Pertanian yang terus menerus menggaungkan ketahanan pangan Nasional.
“Oleh sebab itu, kami bersama empat saudara, akan terus berjuang dan ikut menggaungkan apa yang di harapkan pemerintah, kalau kami bisa beromset Milyaran kenapa yang lain tidak, sudah saatnya petani harus menjadi tonggak sejarah, dimana masalah pangan harus tertanam di dalam benak pemuda,” katanya, saat menerima kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Kamis, (18/03/2021).
Menurut Wahyu, pertanian adalah sumber kehidupan utama yang tidak boleh di padamkan oleh berbagai keadaan.
Wahyu, begitu ia disapa mengatakan, bagi kami Para Petani Jeruk Tanpa Musim, ,(PJTM) apa yang di gaungkan Pak Sahrul Yasin Limpo dengan Petani Milenial, ini sudah pas progam Pak Presiden dengan Nawacitanya, maka sektor pertanian merupakan dua korelasi yang sama-sama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama pemuda dan pemudi Indonesia masih mengkonsumsi beras, sagu, buah, sayur dan kebutuhan gizi hewani, maka itu artinya, mereka masih butuh peranan petani dan peternak untuk memenuhi kecukupan makanan sehari-hari.
“Oleh karena itu, sudah selayaknya pemuda dan pemudi di seluruh Indonesia peduli pada sektor pertanian, dan semoga mereka bisa terlibat langsung dalam menyiapkan pangan terbaik untuk negeri. Keringat serta perjuangan bersama Petani binaan semoga ini menjadi komitmen kita untuk berkontribusi dalam melahirkan kedaulatan pangan Indonesia. Merdeka!” katanya.
Mengomentari sektor pertanian sebagai sumber utama masyarakat Indonesia, Sekretaris (BPPSDM Pertanian Dr Ir Siti Munifah M.Si menjelaskan, tahun ini ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada tahun sebelumnya, yang mencaapi 34,58 juta.
Padahal, kata SesBa, selama pandemi Covid-19, sektor pertanian selalu menjadi andalan dan tulang punggung ekonomi bangsa. Oleh karena itu , regenerasi petani untuk menghadirkan petani baru yang berusia muda penting dilakukan sebagai bentuk antisipasi.
“Pertanian sangat terbuka untuk semua usia. Semakin muda semakin kuat, semakin enerjik, semakin kritis, makin apik kerjanya. Pertanian dengan semangat baru harus diluncurkan, seperti membangun perilaku baru dan behaviour anak muda untuk mendapatkan pendapatan yang jauh lebih baik dari bidang pertanian,” kata Munifah
Sementara itu, Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, peranan pemuda sangat penting, terutama dalam pembangunan pertanian ke depan. Menurut Syahrul, pemuda adalah generasi masa kini yang wajib meneruskan perjuangan para petani Indonesia.
“Kami harapkan peran petani milenial ini bukan hanya menjadi duta, tetapi juga menginspirasi generasi lainnya untuk terjun ke sektor pertanian. Kita harus mengajak anak muda terjun ke pertanian dengan semangat inovasi yang mereka miliki. Negara besar seperti Amerika dan China saja bisa maju pertaniannya karena SDM-nya bangkit,” tutupnya.
Kepala BPPSDM Pertanian Prof. Dedy Nursyansyi menambahkan, regenerasi petani merupakan kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, Prof.Dedy beharap para pemuda mampu menjadi inspirasi bagi seluruh anak muda di Indonesia.
“Kita semua bisa menjadi pahlawan pangan. Dan saya kira dengan menjadi petani milenial kita bisa membantu ketahan pangan nasional,” tutupnya.
Menurut Prof Dedy, perubahan besar selalu diinisiasi oleh semangat anak muda. Karena itu, anak muda memiliki pola yang energi serta ide-ide baru untuk memecahkan permasalahan termasuk dalam dunia pertanian.
“Tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari apa yang sudah dilakukan para pemuda. Dari titik itulah kemudian perubahan-perubahan dimulai,” katanya.
Disisi lain, kata Dedy, Kementan memiliki tanggung jawab besar dan perhatian khusus terhadap perkembangan generasi muda Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan teknologi dan mekanisasi pertanian yang selanjutnya dioprasikan oleh anak muda.
“Bagaimanapun, masa depan bangsa termasuk wajah pertanian Indonesia ke depan ada di tangan pemuda kita. Oleh karena itu, kementan terus berupaya melahirkan petani muda yang cakap dalam budidaya dan mumpuni dalam penguasaan teknologi,” tutupnya.
(Ardy)