Sumsel, (desanews.id) Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai daerah lumbung pangan. Selain menyiapkan teknologi, pemprov Sumsel juga menyediakan wadah untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan di Sriwijaya Science Techno Park (SSTP) yang dikelola Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumsel yang beralamat di Desa Bakung Kabupaten Ogan Ilir.
Gubernur Sumsel, Herman Deru saat berharap keberadaan SSTP ini diharapkan dapat mendongkrak produk pertanian lokal asal Sumsel semisal komoditi bawang merah, cabai, dan kebutuhan pokok lainnya yang pada akhirnya mengurangi komoditas impor, khususnya yang terkait dengan kebutuhan pokok masyarakat.
“Keberadaan Sriwijaya Science Techno Park ini ibarat kita memberikan kail kepada masyarakat. Kail ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Tinggal bagaimana masyarakat dapat memanfaatkannya. Sebagai wadah belajar ilmu pertanian, peternakan dan perikanan dengan menerapkan teknologi yang ditransfer oleh para tenaga terampil yang ada di sini,” ucap Herman.
Dengan penerapan teknologi, kata Herman, komoditi bawang merah yang selama ini dianggap mustahil bisa berproduksi di lahan kering. Ternyata mampu hidup dengan baik dan menghasilkan bawang merah yang berkualitas tidak kalah hasilnya dengan bawang merah asal Brebes Jawa Tengah.
Menurutnya, selama ini berbagai kebutuhan pokok termasuk bawang merah dibeli dari luar negeri (ekspor). SSTP yang memiliki teknologi terkini bisa menghasilkan produk unggul lokal yang bisa diperjual belikan ke masyarakat.
“Ini salah satu contoh nyata dengan penerapan teknologi ternyata daerah kita juga bisa ditanami bawang merah. Saya harapkan penerapan teknologi pertanian seperti ini terus dilakukan dan diberikan edukasi pada masyarakat,” ucap dia.
Herman mengatakan, edukasi terhadap masyarakat untuk mencintai profesi sebagai petani, peternak atau petambak juga penting dilakukan pihak pengelolah SSTP. Oleh karena itu, dia sangat mendukung jika tempat ini menjadi wadah bagi siswa SMK atau perguruan tinggi melakukan magang atau pelatihan.
“Petani, peternak atau petambak adalah profesi yang terhormat. Karena itu para anak muda milenial kita jangan alergi dengan profesi ini. Apalagi sampai menjadikan profesi di bidang pertanian sebagai pilihan terakhir setelah tidak diterima menjadi PNS,” tambahnya.
Dia mengajak Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar Mawardi sebagai bupati muda dapat menjadi contoh dan motor penggerak bagi kaum milenial di Ogan Ilir. “Yayak sebagai bupati muda dapat menjadi contoh dan motor penggerak bagi kalangan milenial di Ogan Ilir,” tandasnya.
Sementara itu, Panca Wijaya Akbar, mengatakan, ikut berbangga diresmikannya STP karena bisa membantu masyarakat Ogan Ilir dalam kondisi pandemi Covid-19.
Menurutnya, STP membantu masyarakat Ogan Ilir terutama warga Desa Bakung, seperti pembangunan jalan dan perekonomian.
“Kita berharap STP juga menciptakan solusi alat-alat pertanian, agar masyarakat tidak lagi membeli ke luar daerah lagi. Pemerintah Ogan Ilir siap bersinergi dalam menjawab berbagai kebutuhan masyarakat banyak,” ucap Panca.
Panca ingin Ogan Ilir memiliki identitas dalam sektor pertanian dan peternakan. Serta mengajak pemuda ikut terjun dalam pertanian dan peternakan.
“Banyak pemuda yang alergi menjadi petani dan peternak. Saya siap jadi ujung tombak utama, untuk menyadarkan pemuda dalam menjadikan peternakan dan pertanian menjadi pilihan utama,” tegasnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumsel, Ekowati Retnaningsih, mengatakatakan, SSTP memiliki dua lokasi, pertanian dan peternakan di Ogan Ilir. Lokasi kedua berada di Muara Belida, Muara Enim untuk bidang perikanan.
“Awalnya lokasi ini dikelola Kementerian Riset dan Teknologi dengan nama Agro Science Techno Park. Dihibahkan ke Pemprov 2017. Sebelumnya belum ada jalan, saat ini sudah dibangun pemerintah provinsi,” ujarnya.
Ekowati mengatakan, SSTP memiliki berbagai fasilitas seperti kantor manajemen, kantor inkubasi, ruang pelatihan petani, gedung serbaguna, kandang sapi dengan kapasitas 200 ekor, kandang ayam, pabrik pakan, gudang pakan, guest house, mess, gudang pengering dan lain sebagainya.
“Selain itu, kita juga menyediakan layanan untuk masyarakat seperti pelatihan, peragaan, penelitian, inkubasi teknologi, menyewakan fasilitas yang ada dan agrowisata panen, timbang, bayar,” ucapnya.
Di sisi lain, ungkap Ekowati, ada juga lahan khusus untuk budi daya bawang merah yang dibentuk oleh Bank Indonesia (BI), penyediaan bibit bersertifikat dan sebagainya.
“Ini pusat transfer teknologi dan peternakan yang sudah lengkap seperti yang dimiliki negara-negara maju di dunia,” ucapnya.
Ketua Kelompok Tani Lebak Jaya Desa Tanjung Baru, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Kamiludin mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Sumsel atas bantuan yang telah diberikan.
“Kelompok Tani Lebak Jaya anggotanya ada 20 orang. Kita fokus pada sektor pertanian padi. Luas sawah yang dikelola ada 70 hektar,” ucap Kamiludin.
Kamiludin mengatakan, kelompok tani Lebak Jaya sudah mengikuti program Serasi sejak 2018 lalu. Saat ini sudah banyak merasakan dampak positif dari program yang dimiliki pemerintah Provinsi Sumsel tersebut.
(daeng/dn)