Batu, (desanews.id) – Di sela-sela kesibukan, tidak jarang mengeluh lelah dengan pekerjaan. Hal yang wajar, mengingat banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dengan sungguh-sungguh.
Terlalu banyak bekerja diruangan bisa menjadi sangat membahayakan dalam kondisi copid-19 seperti sekarang. Jika terlalu banyak bekerja dan bahkan stress, bisa memengaruhi performa di kantor atau dikegiatan lainnya. Selain itu, terlalu banyak bekerja juga bisa memengaruhi kesehatan. Tidak ada salahnya untuk santai sedikit melepaskan penat yang selama ini rasakan.
Stress biasa berasal dari diri sendiri. Tapi, sesungguhnya kita juga punya pilihan untuk tidak merasa terbebani karena terlalu banyak bekerja. Meski dengan banyaknya tuntutan pekerjaan, selalu punya pilihan untuk menjalani kewajiban dengan baik tanpa harus merasa stress.
Hal yang bisa lakukan adalah dengan mengenali sumber stress tersebut. Pahami betul jika apa yang rasakan adalah faktor eksternal seperti lingkungan kerja atau tekan-tekanan yang terus-terusan memberikan tekanan. Atau mungkin, boleh jadi apa yang rasakan hanyalah tekanan dari pikiran yang sesungguhnya tidak diperlukan.
Disela-sela kegiatan yang melibatkan 24 Asesor Bidang Pertanian dari wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, NTB, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Para pemilik sertifikat Asesor Kompetensi yang diterbitkan BNSP kembali bertemu di BBPP Batu untuk melakukan
Recognition Curent Competency (RCC) mulai 1 sd 3 Maret 2021, mengingat masa berlaku sertifikat produk BNSP itu hanya 3 (tiga) tahun, untuk itu bagi pemilik sertifikat Asesor Kompetensi yang telah habis atau menjelang habis masa berlakunya perlu dilakukan perpanjangan masa berlaku sertifikat guna pemeliharaan kompetensi yang telah diperoleh.
Kepala Balai Pelatihan Peternakan Batu, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, memberikan perhatian khusus kepada para peserta RCC, dengan menjamu para peserta di Pusat Inkubator Agribisnis Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu.
“Tentu saja sambil memperkenalkan produk turunan dari sektor peternakan, sekitar 10 tenan dengan masing-masing menampilkan satu produk,” Tuturnya.
Pandemi Covid 19 yang menyebabkan para tenan atau masyarakat melakukan kegiatan dari rumah, dan tentu mempengaruhi aktivitas di berbagai sektor. Namun di sisi lain, sektor Pertanian harus terus berjalan produktif demi memenuhi ketersediaan pangan yang dibutuhkan 270 juta masyarakat Indonesia.
Hal ini menjadikan peluang bagi pelaku usaha sektor pertanian yang ditantang bagaimana untuk tetap produktif menyediakan pangan sehat, mengolah hingga mendistribusikan ke masyarakat.
“Terlebih saat ini Pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga menyebabkan masyarakat membatasi aktivitasnya dan bekerja dari rumah,” Imbuhnya.
Seperti diutarakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi, kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Tak hanya itu, generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya sekadar bertani, namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. Terbukti dengan bertambahnya jumlah Start-up milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran dan distribusi hingga tembus pasar dunia,” ujarnya.
Pewarta : Catur Puryanto