Jakarta, (DesaNews.ID) – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian BPPSDM Pertanian Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya insan pertanian untuk paham dan mengerti dan mampu mengeksekusi dengan baik, penyediaan pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan ekspor.
Hal ini disampaikan Dedi saat membuka Rakor Penguatan Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian lingkup Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, Jawa Barat, mulai 13 sampai 15 Januari 2021.
Acara ini dihadiri lebih dari 40 peserta. Sementara puluhan lainnya mengikuti secara online. Peserta yang hadir selain pejabat Eselon II, Koordinator, sub koordinator juga hadir perwakilan dari P4S dan Ikamaja
Di depan peserta, Dedi menjelaskan, BPPSDMP yang mempunyai tugas pokok meningkatkan SDM pertanian profesional, mandiri dan berdaya saing serta memiliki jiwa enterprenership yang bertujuan pembangunan pertanian.
Hal itu diupayakan melalui tiga program aksi yaitu; membangun Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian), menghasilkan 2,5 jt petani milenial dan mendudkung program Kementerian Pertanian terutama yang saat ini yang menjadi prioritas.
“Tahun 2020 sudah kita lakukan membangun kostratani diseluruh pelosok tanah air, dengan berbagai kekurangan namun alhamdullilah 99 persen sudah terkoneksi dengan AWR (Agricultural War Room), selain itu penguatan kostratani, sudah lakukan konsolidasi dengan Kostrawil, Kostrada bahkan sampai Kostranas,” ucapnya.
Dedi menambahkan, sebanyak 3400 BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kostratani sudah dilengkapi dengan sarana IT. Sarana tersebut sudah digunakan untuk sarana pelatihan secara virtual seperti BOC, Ngobras, Sapa Petani dan lain lain yang ternyata lebih dari 1 juta follower mengikuti kegiatan tersebut.
“Dengan terkoneksi BPP ke AWR ini membuktikan bahwa BPP sudah melakukan fungsi sebagai pusat data dan informasi,
sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, sebagai pusat pembelajaran dibuktikan dengan adanya demplot yang dibangun secara mandiri oleh para penyuluh,” ucapnya.
Dengan demikian, Dedi menekankan pentingnya memperkuat fungsi BPP sebagai pusat pembelajaran melalui kerjasama dengan eselon 1 lainnya. BPP juga perlu diperkuat perannya sebagai pusat konsultasi Agribisnis.
Menurutnya, BPP harus dibangun sebagai pusat agribisnis sehingga pertanian menjadi menguntungkan. Dengan menjadikan BPP sebagai pusat agribisnis, diharapkan bisa mendata dan menghitung dari proses awal sampai akhir bahkan mengetahui kapan produk pertanian diperlukan pasar.
Dedi menambahkan, bertani secara sendiri sendiri saat ini sudah bukan zamannya lagi. Ini karena kepemilikan lahan yang dimiliki petani rata-rata hanya 0.3 Ha. Maka bisa dibayangkan dengan kepemilikan seperti itu, maka proses olah sampai panen tentu akan mengakibatkan “recol” (tidak seragam).
“Disinilah perlu ada keterpaduan semua petani. Oleh karena perlunya petani dikelola secara koorporasi, secara berjamaah, dalam berbagai proses. Sehingga hasilnya akan signifikan dan tentu saja harga akan ditentukan oleh petani bukan oleh pedagang atau tengkulak. Disinilah perlu BPP dibangun sebagai pusat agribisnis,” jelasnya.
Selain itu, Dedi juga mendorong BPP menjadi pusat membangun jejaring kemitraan petani dengan membangun kerja sama sebanyak banyaknya dengan berbagai pihak. Baik melalui poktan, gapoktan, atau badan usaha milik petani.
“Ini tentu memerlukan modal, kita sudah menyiapkan modal melalui KUR, dan ini sudah tersedia diberbagai Bank seperti BRI, BNI, Mandiri dan sebagainya. Tidak mustahil ketika BPP sudah melaksanakan perannya secara maksimal maka petani berjalan poktan, gapoktan, KWT, petani milenial akan semakin berjaya, akan semakin semangat, akan semakin meningkat adrenalinnya untuk menggenjot produktifitas,” ucapnya. kunci peningkatan kostratani peningkatan produktifitas. Untuk itu kepada semua UPT BPPSDMP harus mampu mendorong BPP mulai dari hulu sampai hilir,” kata Kepala BPPSD Pertanian Prof Dedy NursyamsyiNursyamsyi,
(Dn/jR2)